Indonesia Berpeluang Untung di Tengah Gejolak Global: Siap Atasi Tantangan?
Menkeu optimis Indonesia dapat mengambil peluang dari ketidakstabilan global, namun perlu persiapan matang untuk mengatasi tantangan domestik seperti rendahnya kualitas SDM dan stunting.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, menyatakan keyakinan bahwa Indonesia berpotensi meraih keuntungan di tengah ketidakstabilan ekonomi global. Hal ini disampaikan dalam Rakortekrenbang Tahun 2025 yang diadakan Kementerian Dalam Negeri secara virtual pada Kamis lalu. Rachmat menekankan bahwa sejarah menunjukkan Indonesia justru memiliki peluang besar ketika dunia dilanda krisis, berbeda dengan kondisi ekonomi global yang stabil.
Ia mencontohkan periode 1950-1960an, saat dunia mengalami kesulitan pangan, Indonesia justru mampu bertahan. Begitu pula pada krisis moneter 1998, ekspor pertanian dan perkebunan Indonesia tetap kuat. Namun, Rachmat mengingatkan pentingnya kesiapan Indonesia untuk menghadapi tantangan global saat ini agar peluang tersebut dapat dimaksimalkan.
Pernyataan ini disampaikan di tengah berbagai tantangan global yang kompleks. Tantangan tersebut meliputi peningkatan suhu global dan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim, peningkatan proteksionisme yang mengganggu perdagangan global, serta disrupsi teknologi yang mengancam lapangan kerja. Eskalasi geopolitik dan geo-ekonomi juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan, ditambah dengan peningkatan populasi dunia yang diperkirakan mencapai 9,7 miliar pada 2050.
Tantangan Global dan Kesiapan Indonesia
Beberapa tantangan global yang dihadapi Indonesia antara lain peningkatan suhu global dan cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana alam semakin sering terjadi. Hal ini berdampak pada sektor pertanian dan perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, peningkatan proteksionisme di berbagai negara juga menimbulkan ketidakpastian dalam perdagangan global, sehingga ekspor impor Indonesia menjadi rentan.
Disrupsi teknologi juga menjadi ancaman serius. Rachmat menyebutkan bahwa sekitar 40 persen pekerjaan saat ini berpotensi tergantikan oleh teknologi. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia menjadi sangat penting untuk menghadapi perubahan ini. Eskalasi geopolitik dan geo-ekonomi juga turut menciptakan fragmentasi dan kekuatan baru dalam sistem global, yang berdampak pada stabilitas ekonomi dunia.
Peningkatan jumlah penduduk dunia hingga 9,7 miliar jiwa pada 2050, dengan proporsi lansia mencapai 55 persen di Asia, juga menjadi tantangan tersendiri. Hal ini akan berdampak pada sistem jaminan sosial dan pelayanan kesehatan. Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan permintaan akan layanan kesehatan dan kesejahteraan sosial bagi kelompok lansia.
Tantangan Domestik yang Perlu Diatasi
Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan domestik yang perlu segera diatasi. Salah satu yang paling menonjol adalah rendahnya skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia dibandingkan negara-negara OECD dan ASEAN. Rata-rata skor membaca, matematika, dan sains Indonesia masih tergolong rendah.
Kualitas SDM Indonesia juga masih relatif rendah, dengan angka 0,54 pada tahun 2020, jauh di bawah Singapura (0,88). Tingginya angka stunting (21,5 persen), angka kematian ibu (189 per 100 ribu kelahiran), dan angka kematian bayi (16,85 per 1.000 kelahiran) juga menjadi masalah yang perlu ditangani secara serius. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan selama 20 tahun terakhir dan terjebak dalam pendapatan kelas menengah selama 30 tahun juga menjadi perhatian.
Rachmat menekankan pentingnya kerjasama antar kementerian untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Ia berharap dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang baik, Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada di tengah ketidakstabilan global dan mengatasi berbagai permasalahan domestik yang menghambat kemajuan bangsa.
Untuk itu, pemerintah perlu fokus pada peningkatan kualitas SDM, penurunan angka stunting, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan begitu, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dengan lebih siap dan meraih keuntungan di tengah ketidakstabilan ekonomi dunia.