Indonesia Bidik Timur Tengah sebagai Pasar Ekspor Fesyen Muslim
Indonesia menargetkan lima negara Timur Tengah sebagai pasar ekspor produk fesyen muslim, didorong oleh potensi pasar ekonomi Islam global yang mencapai triliunan dolar AS.
Indonesia tengah membidik pasar Timur Tengah untuk ekspor produk fesyen muslimnya. Lima negara menjadi target utama, yaitu Iran, Turki, Arab Saudi, Pakistan, dan Mesir. Langkah ini didorong oleh potensi pasar yang sangat besar dan pertumbuhan pesat industri fesyen muslim global.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, menyatakan optimisme terhadap peluang ini. "Dengan peluang pasar dan perkembangan industri fesyen muslim saat ini, kita harus optimis dalam memaksimalkan pangsa pasar domestik dan meningkatkan daya saing di pasar global," ujar Yanita di Jakarta, Selasa (25/2).
Pertumbuhan industri fesyen muslim memang tengah melesat. Laporan State of Global Islamic Economy 2023–2024 dari DinarStandard Institute memprediksi pengeluaran konsumen muslim pada enam sektor komoditas akan mencapai US$3,1 triliun pada tahun 2027, meningkat 4,8 persen dari US$2,29 triliun pada tahun 2022.
Potensi Pasar Fesyen Muslim Global
Sektor fesyen muslim menempati posisi kedua dalam enam komoditas ekonomi Islam yang diprediksi tumbuh pesat, yaitu makanan, fesyen, media dan rekreasi, perjalanan, farmasi, dan kosmetik. Konsumsi fesyen muslim diperkirakan mencapai US$428 miliar pada tahun 2027.
Di Indonesia sendiri, konsumsi barang dan jasa halal diproyeksikan mencapai US$330,5 miliar pada tahun 2025. Produk pakaian jadi (ready-to-wear) akan menempati posisi kedua dalam hal konsumsi di pasar syariah Indonesia.
Potensi pasar yang besar ini mendorong Indonesia untuk memperkuat industri fesyen muslim domestik. Jumlah pekerja di industri pakaian jadi di Indonesia mencapai 2,7 juta orang dengan total 569 ribu industri (data Profil Industri Mikro dan Kecil 2022 dan Statistik Industri Manufaktur Indonesia 2022).
Strategi Penguatan Industri Fesyen Muslim Indonesia
Untuk itu, pemerintah mengajak pelaku usaha fesyen muslim di Indonesia untuk mengembangkan produk dan berkolaborasi dengan industri pakaian jadi dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk fesyen muslim Indonesia di pasar global, khususnya di Timur Tengah.
Dengan memanfaatkan potensi pasar dan sumber daya manusia yang melimpah, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi pemain utama di industri fesyen muslim internasional. Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam merebut pangsa pasar global yang menjanjikan ini.
Pemerintah juga akan terus mendukung pengembangan industri fesyen muslim melalui berbagai program dan kebijakan yang mendorong peningkatan kualitas produk, desain, dan pemasaran.
Pengembangan infrastruktur pendukung, seperti pelatihan dan akses pembiayaan, juga akan menjadi fokus utama untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan industri fesyen muslim Indonesia.
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha, Indonesia optimis dapat meraih sukses di pasar fesyen muslim global dan meningkatkan perekonomian nasional.