Indonesia-Korea Selatan Perkuat Kerja Sama Transportasi Hijau, Bali Jadi Model
Indonesia, Korea Selatan, dan GGGI memperkuat kemitraan untuk mendorong pengembangan transportasi hijau di Indonesia, khususnya di Bali, sebagai upaya menuju ekonomi hijau dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Indonesia, Korea Selatan, dan Global Green Growth Institute (GGGI) resmi memperkuat kerja sama dalam pengembangan transportasi berkelanjutan. Hal ini diumumkan melalui pernyataan resmi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia pada Kamis (10/4), menyusul pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara pada Rabu (9/4).
Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Febrian Alphyanto Ruddyard, menyatakan bahwa pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) merupakan strategi kunci dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Strategi ini sejalan dengan target Indonesia mencapai ekonomi hijau dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pada tahun 2045. "Salah satu strategi untuk mencapai ekonomi hijau adalah transisi menuju transportasi berkelanjutan melalui adopsi kendaraan listrik," ujar Ruddyard.
Kerja sama ini diwujudkan melalui Proyek Bali E-Mobility, yang didanai oleh Korea Selatan dan didukung oleh GGGI. Proyek ini diharapkan dapat menjadikan Bali sebagai pemimpin global dalam ekowisata dan berkontribusi pada target nol emisi karbon Indonesia pada tahun 2050.
Kerja Sama Konkret dan Target Pengurangan Emisi
Dalam pertemuan tersebut, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan, dan GGGI menandatangani Project Implementation Arrangement untuk Proyek Bali E-Mobility. Penandatanganan ini memformalkan tata kelola proyek dan merinci rencana implementasi yang lebih detail.
Deputi Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan, Lee Byung-hwa, berharap pertemuan ini menjadi titik balik dalam memperdalam kerja sama Indonesia-Korea Selatan untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Sementara itu, Perwakilan Negara GGGI untuk Indonesia, Rowan Fraser, menyatakan bahwa proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi Bali dan menunjukkan kelayakan bus listrik untuk transportasi umum.
Fraser optimistis Bali dapat menjadi model untuk transisi ke transportasi berkelanjutan melalui proyek EV yang bankable dan menarik investasi. Hal ini sejalan dengan target Pemerintah Provinsi Bali untuk mengurangi 41.516 ton emisi gas rumah kaca pada tahun 2026, dimana transportasi berkelanjutan diharapkan berkontribusi signifikan.
"Kami berharap dapat belajar dari praktik terbaik Republik Korea dalam bertransisi ke kendaraan listrik, mulai dari perencanaan dan pembiayaan hingga mengatasi tantangan infrastruktur," tambah Ruddyard.
Dukungan GGGI dan Harapan Ke Depan
GGGI telah memberikan dukungan kepada pemerintah Indonesia melalui Proyek Bali E-Mobility. Proyek ini merupakan langkah signifikan dalam upaya Indonesia mencapai target nol emisi karbon. Proyek ini juga bertujuan untuk menjadikan Bali sebagai model bagi daerah lain di Indonesia dalam menerapkan transportasi berkelanjutan.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan akan tercipta solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan transportasi di Indonesia. Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam upaya mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca dan pembangunan berkelanjutan.
Kemitraan strategis antara Indonesia dan Korea Selatan, yang difasilitasi oleh GGGI, menandai komitmen bersama untuk mengatasi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih ramah lingkungan. Transfer pengetahuan dan teknologi dari Korea Selatan diharapkan dapat mempercepat transisi Indonesia menuju transportasi yang lebih bersih dan efisien.
Kesimpulannya, kolaborasi antara Indonesia, Korea Selatan, dan GGGI dalam pengembangan transportasi hijau di Bali merupakan langkah penting dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dan negara berkembang lainnya.