Indonesia-Malaysia Sepakat Jalin Kerja Sama Kurikulum Pendidikan Keagamaan
Indonesia dan Malaysia sepakat menjalin kerja sama strategis dalam kurikulum pendidikan keagamaan untuk memperkuat moderasi beragama dan relevansi pendidikan di Asia Tenggara.
Jakarta, 21 April 2024 - Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, mengumumkan rencana kerja sama strategis antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang kurikulum pendidikan keagamaan. Pengumuman ini disampaikan seusai pertemuan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi, di Istana Wakil Presiden, Jakarta.
Kerja sama ini diyakini akan memperkuat moderasi beragama di kedua negara. Kesamaan latar belakang keagamaan sebagai negara mayoritas Muslim yang menganut mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, khususnya mazhab Syafi'i, menjadi dasar kuat bagi kolaborasi ini. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Agama, yang menekankan pentingnya sinergi antar negara serumpun dalam mengatasi tantangan dan memperkuat posisi Indonesia dan Malaysia sebagai negara yang moderat dalam konteks global.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan agama yang inklusif, mencerahkan, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Muslim di Asia Tenggara. Kurikulum ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi kedua negara dalam upaya membangun generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai moderasi, menghindari paham-paham ekstrem, baik liberal maupun radikal.
Kerja Sama Kurikulum Pendidikan Keagamaan: Memperkuat Moderasi dan Relevansi
Kementerian Agama RI melihat kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat moderasi beragama. Dengan menyusun kurikulum bersama, Indonesia dan Malaysia dapat saling berbagi praktik terbaik dan memastikan pendidikan agama yang diberikan selaras dengan nilai-nilai toleransi, kedamaian, dan pemahaman yang komprehensif tentang ajaran Islam. Hal ini sejalan dengan komitmen kedua negara untuk mencegah penyebaran paham-paham radikalisme dan ekstrimisme.
Proses penyusunan kurikulum akan melibatkan para ahli dan akademisi dari kedua negara. Mereka akan berkolaborasi untuk merumuskan materi pembelajaran yang relevan, mutakhir, dan mampu menjawab tantangan zaman. Kurikulum yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan di Indonesia dan Malaysia, sekaligus memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai moderasi beragama.
Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru agama di kedua negara. Dengan adanya program pelatihan dan pengembangan guru agama secara bersama, diharapkan kualitas pengajaran agama dapat ditingkatkan dan lebih efektif dalam membentuk karakter generasi muda yang moderat dan toleran.
Ekspansi Kerja Sama: Pendidikan Vokasi dan Pertukaran Mahasiswa
Tidak hanya fokus pada pendidikan keagamaan, pertemuan tersebut juga menyepakati perluasan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan (TVET). Indonesia dan Malaysia akan meningkatkan kerja sama dalam program TVET untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kedua negara.
Sebagai bentuk nyata kerja sama ini, Malaysia berencana mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di berbagai universitas dan institut teknologi di Indonesia. Hal ini akan memperkuat hubungan bilateral kedua negara dan meningkatkan kualitas pendidikan di bidang teknologi dan vokasi di Malaysia.
Program pertukaran mahasiswa ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa Malaysia, sekaligus memperkenalkan mereka dengan sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Sebaliknya, hal ini juga akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar dari pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Malaysia.
Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kedua negara, sehingga dapat berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Secara keseluruhan, kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang pendidikan keagamaan dan TVET merupakan langkah positif dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan Asia Tenggara. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk membangun masa depan yang lebih baik melalui pendidikan yang berkualitas dan moderat.