Indonesia Pilih Negosiasi, Pasar Tetap Terbuka untuk Investasi AS
Strategi negosiasi Indonesia dalam menanggapi kebijakan tarif impor AS dinilai positif pasar internasional, menunjukkan komitmen Indonesia terhadap investasi global dan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Jakarta, 9 April 2024 - Pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi, bukan retaliasi, untuk merespon kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS). Langkah ini disambut positif pasar internasional, menunjukkan komitmen Indonesia untuk tetap terbuka bagi investasi global dan menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Berbagai strategi negosiasi telah disiapkan pemerintah, termasuk relaksasi aturan TKDN dan peningkatan impor produk pertanian dari AS.
Keputusan pemerintah untuk bernegosiasi, bukan melakukan tindakan balasan, dinilai sebagai langkah bijak oleh Founder Stocknow.id, Hendra Wardana. Menurutnya, hal ini menunjukkan Indonesia berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan AS dan tetap menarik bagi investor internasional. "Rencana pemerintah untuk memilih jalur negosiasi, bukan retaliasi, dinilai positif pasar internasional karena menunjukkan Indonesia tetap terbuka terhadap investasi dan menjaga stabilitas jangka panjang," jelas Hendra dalam wawancara dengan Antara di Jakarta.
Hendra menambahkan bahwa berbagai strategi negosiasi yang disiapkan pemerintah menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menghadapi tantangan ini. Strategi tersebut diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini juga menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengelola hubungan ekonomi internasional dengan bijaksana dan berorientasi pada jangka panjang.
Strategi Negosiasi Indonesia: Dari TKDN hingga Peningkatan Impor
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategi negosiasi yang akan dibahas dalam perundingan di Washington D.C. Salah satu strategi kunci adalah relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk sektor Information and Communication Technology (ICT). Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dari AS di sektor teknologi.
Selain relaksasi TKDN, pemerintah juga akan mengevaluasi larangan terbatas (lartas) dan mempertimbangkan peningkatan impor produk pertanian dari AS. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk membuka pasarnya dan memperkuat hubungan perdagangan dengan AS. Dengan demikian, Indonesia berharap dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Hendra Wardana menjelaskan, "Relaksasi aturan TKDN untuk sektor ICT, evaluasi larangan terbatas (lartas), hingga rencana peningkatan impor produk agrikultur dari AS adalah bagian dari strategi negosiasi yang disiapkan pemerintah." Ia menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif dan berimbang dalam negosiasi ini.
Pemerintah juga berencana meningkatkan impor minyak dan gas (migas) dari AS sebagai bagian dari strategi negosiasi. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi bilateral dan memberikan insentif bagi AS untuk bernegosiasi dengan baik.
Paket Negosiasi Komprehensif untuk AS
Indonesia akan membawa beberapa paket negosiasi ke Washington D.C. Pertama, revitalisasi Trade & Investment Framework Agreement (TIFA) untuk memperkuat kerangka kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara. Kedua, deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs) melalui relaksasi TKDN di sektor ICT dan evaluasi pelarangan dan pembatasan barang.
Ketiga, peningkatan impor dan investasi dari AS, termasuk pembelian migas. Keempat, pemberian insentif fiskal dan non-fiskal, seperti penurunan bea masuk, Pajak Penghasilan (PPh) impor, atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor untuk mendorong impor dari AS dan menjaga daya saing ekspor Indonesia ke AS. Diplomat Indonesia telah berkomunikasi dengan U.S. Trade Representative (USTR) dan menunggu proposal konkret dari Indonesia.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga hubungan baik dengan AS dan tetap menarik investasi asing. Negosiasi ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan dan memperkuat hubungan ekonomi bilateral antara kedua negara.
Dengan strategi yang komprehensif dan pendekatan yang bijaksana, Indonesia berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang dan tetap menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor internasional, termasuk AS. Keberhasilan negosiasi ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.