Inovasi Serat Nanas Prabumulih: Mendunia Lewat Dukungan Pertagas dan IMT-GT ASEAN
Kunjungan delegasi IMT-GT ASEAN ke Prabumulih mempelajari inovasi produk serat nanas dari Koperasi Miwa Pineapple binaan CSR Pertagas, membuka peluang pasar internasional dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Delegasi Forum Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ASEAN baru-baru ini mengunjungi Prabumulih, Sumatera Selatan. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempelajari inovasi pembuatan produk kreatif dari serat daun nanas, sebuah inovasi yang telah menarik perhatian internasional. Inovasi ini diprakarsai oleh Koperasi Miwa Pineapple, yang dibina oleh program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Gas (Pertagas). Kunjungan ini terjadi pada Rabu, 7 Mei 2023, dan menandai langkah awal kolaborasi yang lebih luas antara berbagai pihak.
Inovasi pengolahan limbah pertanian ini telah berhasil menciptakan berbagai produk, mulai dari kain dan tas hingga kerajinan tangan lainnya. Hal ini menunjukkan potensi besar dari pemanfaatan limbah pertanian untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Gas, Imam Rismanto, mengungkapkan harapannya agar kunjungan ini dapat mendorong kerja sama dalam pemasaran produk, serta peningkatan kualitas dan kuantitas olahan serat nanas.
PT Pertamina Gas, sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina, berkomitmen untuk terus mengembangkan program pemberdayaan masyarakat. Program ini bertujuan untuk mewujudkan swasembada pangan, keberlanjutan lingkungan, dan penguatan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan. Program serat nanas ini menjadi contoh nyata komitmen Pertagas dalam mendukung ekonomi sirkular, keberlanjutan lingkungan, dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Inovasi yang Mendapat Apresiasi Internasional
Kunjungan delegasi IMT-GT ASEAN dihadiri oleh tokoh-tokoh dari tiga negara ASEAN, termasuk dari Direktorat Sayuran dan Tanaman Kementerian Pertanian RI, perwakilan Kementerian Pertanian Malaysia, dan delegasi dari Thailand. Mereka menyaksikan langsung proses pengolahan serat daun nanas dan produk-produk UMKM hasil olahan Koperasi Miwa Pineapple. Koperasi ini telah berhasil menyerap lebih dari 60 tenaga kerja lokal, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
Kepala Seksi Tanaman Buah dan Sayuran PPHP Kementerian Pertanian, Ernawati, memberikan apresiasi tinggi atas kemampuan Koperasi Miwa dalam mengolah limbah daun nanas menjadi serat berkualitas tinggi. "Ini bukan hanya inovasi, tetapi juga membuka lapangan kerja dan mendorong industri rumah tangga. Saya sangat bangga karena inovasi ini sudah menerapkan prinsip zero waste dan berpotensi menjadi ikon Kota Prabumulih," ujarnya. Ia berharap Koperasi Miwa dapat meningkatkan produksi barang jadi untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Ketua Koperasi Miwa Pineapple, Agus Zali, menyatakan bahwa kunjungan delegasi IMT-GT ASEAN membuktikan dampak positif dari kerja sama mereka dengan Pertagas. Kunjungan ini menunjukkan bahwa inovasi mereka telah dilirik hingga ke mancanegara, membuka peluang besar untuk pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Potensi Ekonomi Sirkular dan Pemberdayaan Masyarakat
Program CSR Pertagas ini tidak hanya berfokus pada pengolahan limbah, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada Koperasi Miwa Pineapple, Pertagas telah berhasil memberdayakan masyarakat lokal dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini sejalan dengan komitmen Pertagas dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat sekitar area operasinya.
Keberhasilan program ini menunjukkan potensi besar dari ekonomi sirkular di Indonesia. Dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan baku, program ini mampu menciptakan produk-produk bernilai ekonomis tinggi, sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari limbah pertanian. Model ini dapat diadopsi di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi masalah lingkungan.
Kunjungan delegasi IMT-GT ASEAN ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama internasional untuk pemasaran produk serat nanas. Hal ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Ke depan, pengembangan inovasi ini perlu terus didukung agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara perusahaan swasta, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan perekonomian. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, Indonesia dapat menciptakan model pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.