K9 dan Teknologi Canggih: INASAR Cari Korban Gempa Myanmar
Tim INASAR menggunakan anjing pelacak K9 dan teknologi kamera beresolusi tinggi dalam operasi pencarian dan pertolongan korban gempa di Myanmar, meskipun hingga hari kelima belum menemukan korban.
Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban gempa bumi di Naypyidaw, Myanmar. Operasi yang telah berlangsung hingga hari kelima ini mengandalkan kombinasi unik antara anjing pelacak K9 dan teknologi kamera beresolusi tinggi untuk mendeteksi keberadaan korban di bawah reruntuhan bangunan.
Operasi SAR yang dilakukan di area runtuhan bangunan kawasan Thukka Theiddhi Ward, Naypyidaw melibatkan kolaborasi internasional. INASAR bergabung dengan tim Urban SAR dari Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Filipina, masing-masing dengan zona pencarian berbeda. Tim INASAR sendiri difokuskan pada titik lokasi pencarian keempat di Jade Hotel.
Chief of Operation Tim INASAR, Asnawi Suroso, menjelaskan strategi yang diterapkan. Mereka menggunakan kombinasi metode tradisional dan teknologi modern untuk memaksimalkan pencarian. Hal ini menunjukkan komitmen INASAR dalam upaya penyelamatan korban gempa.
Tim INASAR Gunakan Anjing Pelacak K9 dan Kamera Canggih
Tim INASAR menerjunkan regu Alfa dan Charlie, termasuk regu medis profesional, serta regu anjing pelacak K9 dari Polri. Anjing-anjing pelacak ini memainkan peran krusial dalam mendeteksi keberadaan korban melalui penciuman yang tajam. Selain K9, tim juga menggunakan kamera pencarian (search cam) beresolusi tinggi untuk memeriksa area yang sulit diakses.
Proses pencarian dilakukan secara bertahap. Tim membuat sejumlah inspection hole atau lubang inspeksi untuk mengakses area reruntuhan. Setelah itu, K9 dan search cam dikerahkan untuk melakukan asesmen menyeluruh. Sayangnya, hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil positif dalam menemukan korban.
Asnawi melaporkan bahwa "Tim INASAR kurang lebih membuat 15 inspection hole, selanjutnya dilakukan asesmen menggunakan K9 dan search cam. Namun, hasil visual dari search cam, K9 maupun bau menyengat yang diduga keberadaan korban masih nihil."
Meskipun demikian, Asnawi menekankan soliditas dan kerja sama yang baik antar petugas SAR dari berbagai negara yang terlibat dalam operasi ini.
Upaya Evakuasi Korban yang Terlihat
Dalam kerja sama dengan Tim USAR Singapura, INASAR juga berupaya mengevakuasi korban yang sebagian tubuhnya terlihat. Namun, proses evakuasi terhambat karena kondisi bangunan yang tidak stabil dan korban tertimpa kolom bangunan. Demi keselamatan tim, proses evakuasi dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali.
Asnawi menjelaskan, "Dengan mempertimbangkan keselamatan seluruh anggota tim USAR, seluruh tim leader menyepakati untuk melanjutkan kembali proses evakuasi hari ini."
Operasi SAR di Myanmar ini menunjukkan dedikasi dan kerja keras Tim INASAR dalam misi kemanusiaan. Penggunaan teknologi modern dipadukan dengan kemampuan K9 diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pencarian korban gempa.
Meskipun hingga saat ini belum ditemukan korban, operasi SAR tetap berlanjut dengan harapan dapat menemukan dan menyelamatkan para korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.