Kemensos dan TP2GP Seleksi 10 Tokoh Usulan Pahlawan Nasional 2025
Kemensos bersama TP2GP sedang menyeleksi 10 tokoh, termasuk usulan baru dan usulan lama, untuk dipertimbangkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025.
Kementerian Sosial (Kemensos) dan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) tengah membahas usulan calon Pahlawan Nasional tahun 2025. Proses ini melibatkan berbagai unsur, termasuk akademisi, budayawan, dan perwakilan dari BRIN, TNI, serta Perpustakaan Nasional. Pembahasan didasari semangat persatuan dan kebersamaan bangsa, seperti yang ditekankan oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf: "Semangatnya Presiden sekarang ini kan semangat kerukunan, semangat kebersamaan, semangat merangkul, semangat persatuan. Mikul duwur mendem jero," ujarnya.
Proses pengusulan sendiri melalui tahapan berjenjang, dimulai dari tingkat daerah hingga ke pemerintah pusat. Mensos menekankan pentingnya memenuhi syarat dan mekanisme yang telah ditetapkan, termasuk tanda tangan Bupati dan Gubernur sebelum pengajuan ke Kemensos. Hal ini memastikan transparansi dan efektivitas proses seleksi.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, mengungkapkan telah terdapat 10 nama yang masuk dalam daftar usulan. Empat nama merupakan usulan baru, sementara enam lainnya merupakan pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya. Proses pengusulan ini akan ditutup pada 11 April 2025.
Tokoh-Tokoh yang Diusulkan
Beberapa nama yang kembali diusulkan antara lain K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Jenderal Soeharto (Jawa Tengah), K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat). Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Setelah tahap verifikasi dan sidang pleno, TP2GP akan menyampaikan rekomendasi usulan calon Pahlawan Nasional dari Menteri Sosial kepada Presiden. Presiden kemudian akan memilih nama-nama yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Kemensos dan TP2GP berkomitmen untuk memastikan bahwa tokoh-tokoh yang diajukan memiliki kontribusi besar bagi bangsa Indonesia.
Terdapat tambahan informasi penting bahwa nama-nama yang telah disepakati Dewan Gelar pada tahun 2024 akan diusulkan kembali pada tahun 2025 karena belum adanya keputusan dari Presiden terkait usulan tersebut. Mensos menyatakan akan melaporkan hal ini agar pengangkatan gelar tahun ini dapat disertakan dengan usulan tahun 2024. Nama-nama yang dimaksud antara lain Andi Makasau, Letjen Bambang Sugeng, Rahma El Yunusiah, Frans Seda, Letkol Muhammad Sroedji, AM Sangaji, Marsekal Rd. Soerjadi Soerjadarma, serta Sultan Muhammad Salahuddin.
Proses seleksi Pahlawan Nasional 2025 ini diharapkan berjalan transparan dan efektif, memastikan hanya tokoh-tokoh yang benar-benar berjasa besar bagi bangsa yang mendapatkan gelar kehormatan tersebut. Komitmen ini sejalan dengan semangat persatuan dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.