Kementerian Koperasi Dorong Peningkatan Pengolahan Susu Koperasi untuk Program MBG
Kementerian Koperasi gencar meningkatkan fasilitas pengolahan susu milik koperasi demi keberhasilan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), dengan target 80 ribu Kopdes memiliki unit pengolahan susu sendiri.
Kementerian Koperasi terus berupaya meningkatkan jumlah fasilitas pengolahan susu milik koperasi untuk menjamin keberhasilan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan oleh Deputi Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, pada peresmian Unit Rumah Susu Sentul milik Koperasi Konsumen Kujang Sauyunan Berdikari di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4).
"Rumah Susu milik koperasi ini melayani dapur-dapur di program Makanan Bergizi Gratis," ujarnya. Upaya ini akan dilakukan melalui Program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes), yang menargetkan pembentukan 80 ribu Kopdes di seluruh Indonesia dengan unit pengolahan susu sendiri, di samping unit usaha lainnya.
Menurut Juliantono, Rumah Susu merupakan bagian penting dari rantai pasokan susu nasional, yang memenuhi kebutuhan nutrisi anak Indonesia dan mendorong sektor peternakan sapi perah koperasi dan masyarakat di hulu. "Rumah Susu dapat meningkatkan nilai tambah susu segar dari peternak sapi perah lokal," tambahnya.
Rumah Susu: Solusi untuk Peternak Sapi Perah
Juliantono menceritakan pengalamannya mengunjungi Boyolali, Jawa Tengah, untuk meninjau permasalahan yang dihadapi peternak sapi perah lokal. Ia menyampaikan bahwa susu yang dihasilkan peternak dan koperasi tidak terserap oleh industri pengolahan susu (IPS).
"Oleh karena itu, saya menekankan bahwa koperasi harus memiliki IPS sendiri. Saya mengapresiasi Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari yang telah mendirikan dan mengembangkan konsep Rumah Susu," katanya. Konsep ini dinilai dapat meningkatkan pendapatan peternak dan mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga.
Peningkatan kapasitas pengolahan susu di tingkat koperasi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan peternak. Program ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia.
Dukungan dari Badan Nasional Pangan
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Pangan (BGN), Dadan Hindayana, menekankan bahwa susu merupakan komponen wajib dalam program MBG, terutama di daerah penghasil susu sapi. Salah satu fungsi BGN adalah menciptakan permintaan, khususnya dengan menyerap produksi susu petani lokal.
"Kami berharap program MBG dapat menyerap produksi susu dari petani lokal. MBG harus meningkatkan kesejahteraan ekonomi di masyarakat," tambahnya. Hal ini menunjukkan sinergi antara Kementerian Koperasi dan BGN dalam mendukung program MBG.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peternak lokal dan meningkatkan akses anak-anak Indonesia terhadap nutrisi yang cukup.
Replikasi Konsep Rumah Susu
Sementara itu, Ketua Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari, Muchlido Apriliast, mengatakan bahwa konsep Rumah Susu dapat direplikasi di daerah lain yang memiliki potensi peternakan sapi perah. Keberhasilan program ini di Kabupaten Bogor diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait, diharapkan semakin banyak koperasi yang mampu membangun unit pengolahan susu sendiri, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan menjamin keberhasilan program MBG.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada peningkatan gizi anak Indonesia dan perekonomian masyarakat di daerah penghasil susu.
Langkah Kementerian Koperasi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan koperasi dan pemberdayaan masyarakat di sektor peternakan.