Kerja Sama Kejari dan Pemkot Batam: Tanam Cabai untuk Tekan Inflasi
Kejari dan Pemkot Batam gandeng 64 Kelompok Wanita Tani untuk menanam cabai dalam Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) guna menekan inflasi dan meningkatkan ketahanan pangan.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam dalam sebuah program inovatif untuk mengatasi permasalahan inflasi dan meningkatkan ketahanan pangan di daerah tersebut. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) ini melibatkan 64 Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan total sekitar 2.000 peserta, yang akan menanam cabai di pekarangan rumah masing-masing. Program ini diluncurkan di Batam pada Kamis, 10 April, dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Batam.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan produksi cabai di Batam, yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah. Kepala DKPP Batam, Mardanis, menjelaskan bahwa setiap ibu rumah tangga akan menanam minimal 30 polybag cabai merah dan cabai rawit. Dengan jumlah peserta sebanyak 2.000 orang, potensi produksi cabai mencapai 60 ton. Lebih jauh, Mardanis mengungkapkan visi jangka panjang untuk melibatkan 20.000 orang dalam program ini, yang berpotensi menghasilkan 600 ton cabai atau setara 2 ton per hari. "Ini akan sangat berdampak terhadap pengendalian inflasi di Batam," tegasnya.
Program P2L telah ditetapkan sebagai salah satu dari 15 program prioritas Wali Kota Batam, dengan anggaran lebih dari Rp5 miliar dari APBD. Anggaran tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari penyediaan bibit, pelatihan bagi para petani, hingga pendampingan dalam proses produksi. Wali Kota Batam berharap program ini akan mengubah ketergantungan Batam pada pasokan cabai dari luar daerah dalam jangka waktu lima tahun ke depan. "Lima tahun lagi, kami harap semua masyarakat sudah mengerti cara membudidayakan cabai agar Batam tidak tergantung oleh pasokan luar," kata Mardanis.
Kejari Batam: Pengawasan dan Pendampingan P2L
Kepala Kejari Batam, I Ketut Kasna Dedi, berperan aktif dalam program P2L sebagai pendamping dan pengawas. Kerja sama Kejari Batam dengan DKPP Batam telah terjalin sejak tahun 2024. Sebagai bentuk dukungan, Kejari Batam secara simbolis menyerahkan bantuan bibit dan alat pertanian, seperti sprayer, kepada para peserta program. "Manfaatnya sangat banyak. Tidak hanya membantu ekonomi rumah tangga, tapi juga menghijaukan lingkungan. Ini bisa jadi solusi jangka panjang terhadap inflasi karena Batam selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah," ujar Kasna.
Kasna juga menekankan pentingnya pengawasan untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran dan program berkelanjutan. "Jangan sampai bantuan hanya satu bulan, lalu hilang. Harus berkelanjutan, ada monitoring berkala, supaya benar-benar menghasilkan dan bukan hanya seremonial," tegasnya. Pengawasan yang ketat ini diharapkan dapat memastikan keberhasilan program P2L dalam jangka panjang.
Dalam acara peluncuran program, DKPP Batam memberikan sosialisasi dan pelatihan praktis kepada para KWT. Empat KWT dari Kelurahan Nongsa bahkan mendapat bimbingan langsung dari tenaga penyuluh. Selain cabai, program ini juga mendorong penanaman sayuran lain seperti terong, tomat, dan kangkung, untuk meningkatkan keanekaragaman pangan dan kemandirian masyarakat.
Potensi dan Dampak Program P2L
Program P2L memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan di Batam dan menekan inflasi. Dengan melibatkan ribuan peserta dan dukungan dari pemerintah serta Kejari Batam, program ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan produksi cabai yang signifikan. Hal ini akan mengurangi ketergantungan Batam pada pasokan dari luar daerah dan menstabilkan harga cabai di pasar lokal.
Selain itu, program ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Penanaman cabai dan sayuran di pekarangan rumah dapat menghijaukan lingkungan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pelatihan dan pendampingan yang diberikan juga akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bercocok tanam.
Keberhasilan program P2L di Batam dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa dalam hal ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, program ini berpotensi untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Program ini juga membuka peluang untuk pengembangan program serupa di masa mendatang, dengan melibatkan lebih banyak jenis tanaman dan kelompok masyarakat. Hal ini akan semakin memperkuat ketahanan pangan di Batam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.