Ketua MPR RI Serukan Persatuan Umat Islam di Konferensi Internasional Makkah
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menyerukan persatuan umat Islam dalam Konferensi Internasional Liga Muslim Dunia di Makkah, menekankan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang mampu mempersatukan keberagaman.
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menyerukan persatuan umat Islam dalam Konferensi Internasional Liga Muslim Dunia di Makkah Al-Mukarromah, Arab Saudi pada 6-7 Maret 2025. Pidato tersebut disampaikan di hadapan tokoh-tokoh dunia, para ulama, dan perwakilan berbagai mazhab Islam. Muzani memaparkan pengalaman Indonesia dalam membangun persatuan di tengah keberagaman agama, budaya, dan suku, dengan Pancasila sebagai dasar negara.
Dalam pidatonya, Muzani menjelaskan bagaimana para pendiri bangsa Indonesia memilih Pancasila sebagai dasar negara, bukan Islam meskipun mayoritas penduduknya Muslim. Keputusan ini diambil untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ia menekankan pentingnya komitmen seluruh elemen masyarakat untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan di atas perbedaan.
Konferensi Internasional Liga Muslim Dunia ini dihadiri oleh banyak tokoh dunia dan ulama terkemuka. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat persatuan umat Islam dan mempromosikan nilai-nilai wasatiyyat (moderasi) Islam. Muzani memberikan contoh keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan persatuan dan kerukunan berkat nilai-nilai Pancasila, yang menekankan pentingnya gotong royong dan saling menghormati.
Persatuan dalam Keberagaman: Pengalaman Indonesia
Muzani memaparkan pengalaman Indonesia dalam menentukan dasar negara. Ia menjelaskan bahwa meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, para ulama dan pendiri bangsa sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini menunjukkan komitmen untuk mempersatukan seluruh elemen masyarakat tanpa mengesampingkan agama mayoritas.
Indonesia, dengan beragam mazhab, agama, budaya, suku, dan bahasa, mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan berkat komitmen bersama untuk berpegang pada nilai-nilai Pancasila. Ini merupakan contoh nyata bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.
Ketua MPR RI tersebut juga menekankan pentingnya saling menghormati dan menguatkan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai-nilai Pancasila menjadi perekat yang mampu mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia.
Seruan Persatuan dan Toleransi
Pada akhir pidatonya, Muzani menyerukan kepada seluruh hadirin untuk terus mengampanyekan persatuan dan mendekatkan perbedaan yang ada di dalam mazhab atau kelompok umat Islam. Seruan ini mendapat apresiasi positif dari seluruh hadirin, termasuk Sekjen Liga Muslim Dunia, Syaikh Dr. Muhammad Abdul Karim Al-Isa.
Syaikh Abdul Karim Al-Isa dalam sambutannya juga menekankan pentingnya dialog antarumat Islam untuk menghindari perpecahan dan mempromosikan wasatiyyat Islam. Ia menegaskan bahwa perbedaan di antara umat Islam harus dilihat sebagai rahmat, bukan sebagai sumber perpecahan.
Menurut Syaikh Abdul Karim Al-Isa, setiap mazhab atau kelompok memiliki kekhususan dalam menjalankan ibadahnya, dan hal tersebut merupakan hak mereka. Memahami dan menoleransi kelompok lain tidak berarti harus meyakini kepercayaan mereka, tetapi menghormati keberadaan mereka dalam bingkai persaudaraan dan kemanusiaan.
Konferensi Bersejarah dan Resolusi Penting
Konferensi Internasional Liga Muslim Dunia di Makkah, yang diadakan pada bulan Ramadhan dan mendapat dukungan penuh dari Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, menghasilkan resolusi bersejarah. Resolusi tersebut menegaskan pentingnya persatuan umat Islam dan penguatan konsep kesatuan berdasarkan kesamaan prinsip.
Konferensi yang bertajuk 'Membangun Jembatan Lintas Mazhab Islam menuju Persatuan yang Efektif' ini dihadiri oleh banyak ulama besar Islam dari berbagai mazhab. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen untuk memperkuat persatuan dan kerja sama antarumat Islam.
Di antara peserta konferensi tersebut terdapat Anggota MPR RI Himmatul Aliyah, Pimpinan Pondok Modern Tazakka Anizar Masyhadi, Wasekjen MUI Pusat Ali Hasan Al-Bahar, Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Setyoko, dan Ade Abdul Rochim. Keikutsertaan mereka menunjukkan dukungan luas terhadap upaya mempersatukan umat Islam.
Pidato Ahmad Muzani memberikan dampak positif dan masukan bagi seluruh hadirin, dan menjadi salah satu poin penting resolusi yang dihasilkan pada akhir konferensi. Hal ini menunjukkan pentingnya peran Indonesia dalam mempromosikan persatuan dan toleransi di dunia Islam.