Konsisten Nabung dari Jualan Cilok, Pasutri di Serang Akhirnya Berangkat Haji
Pasangan suami istri penjual cilok di Kota Serang berhasil berangkat haji setelah bertahun-tahun konsisten menabung dari hasil usaha kecil mereka.
Pasangan suami istri (pasutri) asal Kota Serang, Banten, Jumairoh (49) dan suaminya, telah mewujudkan impian mereka untuk menunaikan ibadah haji. Perjalanan panjang menuju Tanah Suci ini dimulai dari usaha kecil mereka sebagai penjual cilok yang dirintis sejak tahun 2000. Ketekunan dan konsistensi menabung dari hasil penjualan cilok, akhirnya membuahkan hasil yang sangat membanggakan bagi pasangan ini.
Jumairoh mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya bisa berangkat haji bersama suami. "Alhamdulillah, tahun ini saya bersama suami bisa menjalankan ibadah haji berdua, rasanya bahagia dan bersyukur banget," katanya. Kisah sukses mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa dengan ketekunan dan perencanaan keuangan yang baik, impian besar dapat terwujud, sekalipun berawal dari usaha kecil.
Meskipun usaha cilok mereka sempat mengalami pasang surut, hal itu tak menyurutkan niat Jumairoh dan suami untuk menabung demi ibadah haji. Mereka memulai dengan menabung Rp10.000 per hari, dan jumlah tersebut terus meningkat hingga mencapai Rp500.000 per bulan. Keuletan dan kerja keras mereka membuahkan hasil yang luar biasa. Usaha yang dimulai dari sederhana ini telah berkembang pesat, kini mereka mampu memproduksi sekitar 5 kilogram cilok per hari dengan omzet mencapai Rp200.000 hingga Rp500.000.
Dari Cilok Keliling Hingga Pesanan Online
Usaha cilok Jumairoh dan suami awalnya dilakukan dengan berjualan keliling. Namun seiring perkembangan zaman, mereka juga mulai menerima pesanan online. Strategi ini terbukti efektif meningkatkan pendapatan mereka. "Sehari-hari jualan cilok keliling, kita juga sekarang mulai terima pesanan online. Hasilnya lumayan, biasa kita sisihkan untuk tabungan haji," ujar Jumairoh. Inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi menjadi kunci keberhasilan usaha mereka.
Keberhasilan mereka dalam mengumpulkan dana untuk ibadah haji tidak terlepas dari kedisiplinan dalam menabung. Setiap keuntungan yang didapat dari penjualan cilok, sebagian besar disisihkan untuk tabungan haji. Komitmen dan konsistensi inilah yang menjadi kunci utama kesuksesan mereka dalam mencapai impian.
Dengan pendapatan yang terus meningkat, Jumairoh dan suami semakin optimis untuk mencapai target tabungan haji mereka. Mereka menyadari bahwa perjalanan menuju Tanah Suci membutuhkan persiapan yang matang, baik secara finansial maupun spiritual.
Persiapan Menuju Tanah Suci
Pada tahun 2013, Jumairoh dan suami mendaftarkan diri untuk mendapatkan porsi haji. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya impian mereka terwujud pada tahun ini. Mereka akan berangkat ke Tanah Suci melalui Kloter 35 Kota Serang pada tanggal 16 Mei mendatang. Saat ini, mereka tengah mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menjalankan ibadah haji dengan khusyuk.
Kisah Jumairoh dan suami menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja keras, ketekunan, dan konsistensi. Mereka telah menginspirasi banyak orang untuk tetap bermimpi dan berusaha mencapai tujuan, sekalipun harus melalui tantangan dan rintangan.
Perjalanan mereka menuju Tanah Suci tidak hanya dipenuhi dengan rasa syukur, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa dengan usaha yang gigih dan konsisten, impian setinggi apapun dapat tercapai. Semoga ibadah haji mereka diterima oleh Allah SWT.
Dari kisah ini, kita bisa memetik beberapa pelajaran penting:
- Ketekunan dan konsistensi adalah kunci kesuksesan. Jumairoh dan suami tidak menyerah meskipun usaha mereka sempat mengalami pasang surut.
- Perencanaan keuangan yang baik sangat penting. Mereka disiplin dalam menabung dan menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan haji.
- Adaptasi terhadap perkembangan teknologi dapat meningkatkan pendapatan. Penerimaan pesanan online membantu meningkatkan omzet usaha mereka.
- Keinginan yang kuat dan komitmen yang tinggi akan membawa pada hasil yang maksimal. Keinginan kuat untuk menunaikan ibadah haji mendorong mereka untuk terus berusaha dan menabung.