KSPSI Anugerahi Enam Tokoh Pejuang Buruh: Dedikasi Sepanjang Masa untuk Indonesia
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) memberikan penghargaan kepada enam tokoh kunci yang telah berjuang keras demi kemajuan dan perlindungan buruh Indonesia.
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) memberikan penghargaan "Lifetime Dedication" kepada enam tokoh pejuang buruh di Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP KSPSI, Jumhur Hidayat, disaksikan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dan puluhan ribu buruh. Acara penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas jasa dan dedikasi para tokoh tersebut dalam memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan buruh Indonesia selama bertahun-tahun.
Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi gerakan buruh, baik di tingkat nasional maupun internasional. Mereka telah memperjuangkan berbagai hal, mulai dari peningkatan upah layak, kondisi kerja yang aman, hingga jaminan sosial yang memadai bagi para pekerja. Dedikasi dan perjuangan mereka telah menginspirasi banyak buruh di Indonesia dan membawa perubahan positif bagi kehidupan para pekerja.
Para penerima penghargaan ini mewakili berbagai latar belakang dan pengalaman, namun mereka memiliki satu kesamaan: komitmen yang tak tergoyahkan untuk memperjuangkan hak-hak buruh. Mereka telah melalui berbagai tantangan dan rintangan dalam perjuangan mereka, namun tetap teguh pada prinsip dan idealisme mereka. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas perjuangan panjang dan pengorbanan mereka.
Tokoh-Tokoh Penerima Penghargaan
Berikut adalah enam tokoh penerima penghargaan "Lifetime Dedication" dari KSPSI:
- Agus Sudono: Telah berhasil memperkenalkan perjuangan buruh Indonesia ke kancah internasional melalui keanggotaannya di governing body ILO, sehingga gerakan buruh Indonesia mendapat banyak dukungan internasional.
- Bomer Pasaribu: Penggagas pentingnya melihat buruh sebagai sumber daya manusia yang berhak atas perlindungan, termasuk upah layak, kondisi kerja aman, dan jaminan sosial sebagai dasar hubungan industrial yang sehat dan produktif. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan melahirkan Kepmenaker 150 tahun 2000 yang menjamin perlindungan pekerja saat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
- Jacob Nuwa Wea: Pernah menjabat sebagai Menaker dan merupakan penggagas UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan yang memberikan perlindungan sosial tinggi bagi pekerja.
- Muchtar Pakpahan: Dikenal sebagai tokoh reformasi perburuhan Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap wadah tunggal organisasi buruh dan mendirikan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) pada tahun 1992.
- Mathius Tambing: Aktif memperjuangkan hak-hak buruh maritim dan mendesak Indonesia meratifikasi MLC (Maritime Labor Convention) 2006 ILO, yang kemudian diratifikasi menjadi UU No. 15 tahun 2016 untuk melindungi tenaga kerja maritim, termasuk pelaut Indonesia.
- Sunarti: Seorang perempuan pejuang buruh sejak akhir tahun 70-an. Ia berada di garis depan dalam menentang kebijakan yang merugikan buruh, termasuk pewadahtunggalan. Ia juga pernah mewakili kaum buruh di MPR dan melakukan longmarch dari Bandung ke Jakarta untuk memprotes UU Omnibuslaw Cipta Kerja.
Penghargaan ini bukan hanya sekadar pengakuan atas jasa-jasa mereka, tetapi juga sebagai inspirasi bagi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan dalam memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan buruh di Indonesia. Semoga perjuangan mereka akan terus menginspirasi dan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang lebih adil dan bermartabat bagi seluruh pekerja di Indonesia.
KSPSI berharap penghargaan ini dapat memotivasi para pekerja untuk terus berjuang dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dengan adanya penghargaan ini, diharapkan akan semakin banyak tokoh-tokoh pejuang buruh yang muncul dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja di Indonesia. Perjuangan para tokoh ini menjadi bukti nyata bahwa suara buruh dapat didengar dan diperjuangkan.