Kukar Menuju Bebas Stunting: Prevalensi Menurun Signifikan
Pemkab Kutai Kartanegara gencar menurunkan angka stunting dengan berbagai intervensi, berhasil menurunkan prevalensi dari 27,1 persen di 2022 menjadi 14,6 persen di 2024.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, menunjukkan komitmen kuat dalam upaya menekan angka stunting. Berbagai strategi dan kerjasama lintas sektor telah membuahkan hasil signifikan, ditandai dengan penurunan prevalensi stunting yang terus berlanjut. Penurunan ini merupakan buah dari kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, secara resmi meresmikan sebuah posyandu di Kecamatan Sebulu pada Selasa, 13 Mei. Peresmian ini menjadi momentum penting dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kukar. Dalam sambutannya, Bupati Edi Damansyah menekankan pentingnya peran posyandu sebagai garda terdepan dalam penanganan stunting dan gizi buruk.
Salah satu strategi kunci yang diterapkan adalah intervensi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Pemberian Makanan Bergizi (PMB) bagi bayi dan balita yang berisiko stunting. Selain itu, edukasi kepada orang tua dan pelibatan kader posyandu juga menjadi bagian integral dari program ini. Semua upaya ini diarahkan untuk mencapai target "zero stunting" di Kukar.
Strategi Terpadu Penurunan Stunting di Kukar
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kukar telah menjalankan berbagai program intervensi secara konsisten. Program-program ini meliputi pemberian makanan bergizi, edukasi gizi kepada keluarga, dan pemantauan kesehatan anak secara berkala melalui posyandu. Pemkab Kukar juga berupaya untuk memastikan tidak ada kasus stunting baru yang muncul.
Bupati Edi Damansyah optimis bahwa angka stunting di Kukar akan terus menurun. Hal ini didasarkan pada data yang menunjukkan penurunan signifikan dari tahun ke tahun. Prevalensi stunting di Kukar turun dari 27,1 persen pada tahun 2022, menjadi 17,6 persen pada tahun 2023, dan selanjutnya turun lagi menjadi 14,6 persen pada tahun 2024. Penurunan ini merupakan bukti nyata keberhasilan program-program yang telah dijalankan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, PKK, karang taruna, dan RT. Semua elemen masyarakat diajak untuk bergotong royong dalam upaya penuntasan masalah stunting dan gizi kurang. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini.
Pemkab Kukar juga berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan posyandu. Dukungan ini mencakup pembangunan fisik, penyediaan perlengkapan, dan pembinaan sumber daya manusia. Posyandu dianggap sebagai pilar penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya dalam pencegahan stunting.
Peran Penting Posyandu dan Dukungan Masyarakat
Posyandu berperan sebagai pusat layanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Di sinilah bayi dan balita dipantau kesehatannya, termasuk status gizinya. Dengan adanya pemantauan rutin, kasus stunting dapat dideteksi sejak dini sehingga dapat dilakukan intervensi secara tepat waktu. Keterlibatan kader posyandu juga sangat penting dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada keluarga.
Selain posyandu, peran kepala desa/lurah sebagai penanggung jawab program di tingkat desa juga sangat krusial. Mereka bertugas untuk mengkoordinasikan dan melibatkan lembaga kemasyarakatan seperti PKK dan karang taruna dalam upaya penurunan stunting. Kerjasama yang solid antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
Keberhasilan Kukar dalam menurunkan angka stunting menjadi contoh baik bagi daerah lain. Komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, strategi yang terpadu, dan partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam upaya penuntasan masalah stunting. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, Kukar optimis dapat mencapai target "zero stunting" di masa mendatang.
Pemkab Kukar berharap agar semua pihak terus berkolaborasi dan tidak lelah untuk bergotong royong dalam upaya penuntasan stunting dan gizi buruk. Dengan kerja sama yang kuat, Kukar optimis dapat mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.