Lampung Surplus Beras 766.536 Ton di Awal 2025, Harga Stabil!
Provinsi Lampung surplus beras hingga 766.536 ton di awal tahun 2025, dengan harga beras relatif stabil dan upaya pemerintah menjaga produktivitas pertanian.
Provinsi Lampung berhasil mencatatkan surplus beras yang signifikan di awal tahun 2025. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung mengumumkan stok beras surplus sebesar 766.536 ton. Hal ini berdasarkan data ketersediaan beras yang mencapai 1.051.067 ton untuk periode Februari hingga Mei 2025, sementara kebutuhan hanya 284.531 ton. Surplus ini menjadi kabar baik bagi ketahanan pangan Lampung dan Indonesia.
Kepala Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, menjelaskan surplus ini didapat dari perhitungan ketersediaan dan kebutuhan beras di Provinsi Lampung. Beliau menyampaikan informasi ini dalam konferensi pers di Bandarlampung pada Kamis lalu. Kabar baik ini tentunya akan berdampak positif bagi stabilitas harga dan ketersediaan beras bagi masyarakat Lampung.
Lebih lanjut, Bani Ispriyanto juga memaparkan harga beras di Provinsi Lampung pada Januari 2025 berada di kisaran Rp12.209 hingga Rp12.975 per kilogram. Stabilitas harga ini menunjukkan keberhasilan upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara produksi dan distribusi beras.
Strategi Jaga Produktivitas dan Ketersediaan Beras
Pemerintah Provinsi Lampung telah menerapkan beberapa strategi untuk menjaga produktivitas pertanian, harga, dan ketersediaan beras. Salah satu strategi yang diterapkan adalah percepatan tanam padi di berbagai kabupaten dan kota. Hal ini bertujuan untuk memastikan pasokan beras tetap terjaga sepanjang tahun.
Selain percepatan tanam, pemanfaatan sumber daya air juga menjadi fokus utama. Program pompanisasi, pipanisasi, pembangunan waduk, embung, sumur dangkal, dam parit, dan longstorage dimaksimalkan untuk mendukung irigasi pertanian. Upaya ini memastikan ketersediaan air untuk lahan pertanian, terutama di musim kemarau.
Tidak hanya itu, pemanfaatan lahan juga dioptimalkan. Pemerintah mendorong pemanfaatan lahan rawa lebak, lahan tadah hujan, lahan kering, dan bahkan lahan pekarangan untuk menanam padi dan komoditas pangan lokal lainnya. Diversifikasi lahan tanam ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan secara keseluruhan.
Pemantauan dan Koordinasi untuk Stabilitas Harga
Untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga beras, Dinas KPTPH Provinsi Lampung melakukan pemantauan secara berkala di sentra produksi dan pasar tradisional. Pemantauan ini dilakukan untuk mendeteksi dini potensi permasalahan dan mengambil langkah antisipatif.
Koordinasi dengan distributor juga menjadi bagian penting dari strategi pemerintah. Kerja sama dengan distributor bertujuan untuk memastikan stok beras tetap terjaga dan distribusi berjalan lancar ke seluruh wilayah. Gelar pangan murah juga rutin diadakan untuk membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga terjangkau.
Bani Ispriyanto menambahkan bahwa panen raya yang dimulai pada bulan Maret dan April diharapkan akan semakin meningkatkan stok beras. "Februari ini sudah mulai panen sedikit-sedikit, kalau untuk panen raya di Maret-April. Semoga stok beras makin meningkat dengan ini," ujarnya.
Target Luas Tambah Tanam (LTT) Padi
Provinsi Lampung telah menetapkan target Luas Tambah Tanam (LTT) padi pada tahun 2025 mencapai 1,03 juta hektare. Target ini merupakan bagian dari komitmen Lampung dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Dengan surplus beras yang signifikan dan berbagai strategi yang diterapkan, target tersebut diyakini dapat tercapai.
Surplus beras di Lampung menunjukkan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Namun, pemantauan dan evaluasi terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program dan stabilitas harga beras di masa mendatang. Dengan kerja sama semua pihak, ketahanan pangan Lampung dapat terus terjaga.