Lapas Baubau dan Unidayan Jalin Kerja Sama, Latih Warga Binaan di Bidang Pertanian
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Baubau berkolaborasi dengan Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) untuk melatih warga binaan pemasyarakatan (WBP) dalam pertanian, guna meningkatkan keterampilan dan peluang ekonomi setelah bebas.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), resmi menjalin kerja sama dengan Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) untuk memberikan pelatihan pertanian kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kerja sama ini diresmikan pada Sabtu, 22 Februari 2024, di Kendari. Kerja sama ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan bagi WBP sebelum kembali ke masyarakat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Inisiatif ini menjawab pertanyaan Apa (pelatihan pertanian WBP), Siapa (Lapas Baubau dan Unidayan), Di mana (Baubau, Sultra), Kapan (22 Februari 2024), Mengapa (meningkatkan keterampilan dan peluang ekonomi WBP), dan Bagaimana (melalui pelatihan dan kerja sama institusi).
Kepala Lapas Kelas IIA Baubau, Tubagus M. Chaidir, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk pembinaan dan penguatan pendidikan bagi WBP. Ia berharap sinergi ini akan meningkatkan kapasitas layanan kedua institusi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. "Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan keterampilan yang lebih luas bagi warga binaan, sehingga mereka memiliki bekal yang cukup ketika kembali ke masyarakat," ujarnya.
Kerja sama ini tidak hanya fokus pada pelatihan pertanian. Menurut Tubagus, peluang kerja sama juga terbuka lebar di bidang penelitian, pengembangan, dan inovasi. Hal ini menunjukkan komitmen Lapas Baubau dan Unidayan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan dan menyeluruh bagi para WBP dan masyarakat.
Pelatihan Pertanian dan Peternakan Ikan untuk WBP
Dalam pertemuan antara Kepala Lapas Baubau dan Rektor Unidayan, dibahas secara rinci rencana pelatihan yang akan diberikan kepada WBP. Pelatihan akan difokuskan pada bidang pertanian dan juga peternakan ikan. Pemilihan bidang ini didasarkan pada potensi lokal dan kebutuhan akan peningkatan ketahanan pangan.
Kurikulum pelatihan akan dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan para WBP. Pihak Unidayan akan menyediakan tenaga pengajar yang berpengalaman dan berkompeten di bidang pertanian dan perikanan. Metode pelatihan akan dirancang agar efektif dan mudah dipahami oleh para peserta.
Selain pelatihan teknis, program ini juga akan mencakup aspek manajemen usaha dan kewirausahaan. Hal ini bertujuan agar WBP tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mampu mengelola usaha pertanian atau perikanan mereka sendiri setelah bebas.
Dengan demikian, para WBP diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi dan meningkatkan taraf hidup mereka setelah menjalani masa hukuman.
Dukungan Program Ketahanan Pangan Nasional
Kerja sama antara Lapas Baubau dan Unidayan ini sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah. Dengan memberikan pelatihan pertanian dan perikanan kepada WBP, program ini berkontribusi pada peningkatan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Para WBP yang telah mengikuti pelatihan diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Keterampilan yang mereka peroleh dapat digunakan untuk bercocok tanam atau beternak ikan secara mandiri, baik setelah bebas maupun selama menjalani masa pembinaan di Lapas.
Lebih lanjut, program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat.
Kerja sama ini menandai langkah maju dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan WBP di Indonesia. Dengan memberikan pelatihan keterampilan yang relevan dan berkelanjutan, Lapas Baubau dan Unidayan berharap dapat membantu para WBP untuk menjadi warga negara yang produktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat setelah menyelesaikan masa hukuman mereka. "Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama ini WBP dapat memiliki keterampilan yang dapat digunakan untuk menciptakan peluang ekonomi setelah mereka menyelesaikan masa hukuman," kata Tubagus kembali menekankan harapannya.