Longsor Boyolali Rusak 11 Rumah, Akses Jalan Solo-Selo-Borobudur Terputus
Tanah longsor di Boyolali mengakibatkan kerusakan 11 rumah, 4 jiwa mengungsi, dan jalur Solo-Selo-Borobudur terputus total.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Minggu malam (23/2) mengakibatkan tanah longsor di sejumlah titik. Bencana alam ini menyebabkan kerusakan pada 11 rumah dan mengakibatkan jalur utama Solo-Selo-Borobudur (SSB) terputus total. Peristiwa ini terjadi mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, berdampak pada warga di Desa Senden dan Desa Kembangkuning.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno, melaporkan bahwa enam rumah di Desa Senden mengalami kerusakan cukup parah, sementara lima rumah lainnya rusak di Desa Kembangkuning. Akibat longsor tersebut, empat jiwa terpaksa mengungsi, sedangkan warga lainnya memilih bertahan di rumah masing-masing. Satu warga dilaporkan mengalami luka ringan akibat tertimpa material longsor dan tengah menjalani perawatan di RSUD Pandan Arang.
"Kejadiannya bertubi-tubi mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB," ungkap Suratno dalam keterangannya pada Senin (24/2). Selain kerusakan rumah dan korban luka, longsor juga berdampak signifikan pada infrastruktur jalan. BPBD Boyolali saat ini tengah fokus pada upaya pemulihan akses jalan dan evakuasi warga yang terdampak.
Akses Jalan Terputus dan Upaya Penanganan
Longsor yang terjadi telah menutup total jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB), jalur utama yang menghubungkan beberapa wilayah penting di Jawa Tengah. Selain itu, jalur Cepogo-Ampel juga terdampak longsor di sekitar enam titik. Hal ini menyebabkan akses menuju Desa Kembangkuning terhambat karena jalur utama Cepogo-Jeruk, Selo tidak dapat dilewati dengan lancar. Akibatnya, asesmen kerusakan di Desa Kembangkuning masih tertunda hingga proses evakuasi dan pembukaan akses jalan di Desa Senden selesai.
BPBD Kabupaten Boyolali telah mengerahkan alat berat berupa ekskavator untuk membuka akses jalan yang tertimbun material longsor. Proses evakuasi dan pembukaan akses jalan masih terus dilakukan mengingat banyaknya laporan kejadian tanah longsor di berbagai titik. Upaya ini diprioritaskan untuk memastikan keselamatan warga dan pemulihan aksesibilitas di wilayah terdampak.
"Yang kena longsor termasuk jalur menuju Desa Kembangkuning, karena akses masuk desa ini jalur utama Cepogo-Jeruk, Selo tidak bisa dilewati secara lancar. Makanya asesmen belum dilakukan di Kembangkuning, nanti setelah Desa Senden selesai," jelas Suratno.
Kondisi ini tentu menyulitkan akses warga dan juga proses pengiriman bantuan. BPBD terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat proses pemulihan.
Kondisi Warga Terdampak
Warga yang rumahnya rusak sebagian besar masih bertahan di rumah masing-masing meskipun dalam kondisi yang kurang aman. Empat jiwa yang mengungsi mendapatkan bantuan sementara dari pihak BPBD dan relawan. BPBD terus memantau kondisi warga dan memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Perhatian khusus diberikan kepada warga yang mengalami luka-luka dan membutuhkan perawatan medis.
Selain rumah yang rusak, longsor juga menyebabkan kerusakan pada beberapa infrastruktur lain di sekitar lokasi kejadian. BPBD Boyolali masih melakukan pendataan dan asesmen untuk mengetahui secara pasti jumlah kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tanah longsor ini.
Proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu mengingat luasnya area yang terdampak dan besarnya material longsor yang harus dibersihkan. BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat kondisi cuaca yang masih tidak menentu.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di wilayah rawan longsor. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pihak berwenang.