Mataram Prioritaskan Pendekatan Spiritual untuk Atasi Perilaku Anak Nakal
Pemerintah Kota Mataram memilih pendekatan spiritual, bukan pelatihan militer, untuk menangani anak-anak yang berperilaku nakal, dengan rencana penempatan di pondok pesantren.
Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengambil langkah berbeda dalam menangani anak-anak yang berperilaku nakal. Berbeda dengan pendekatan Jawa Barat yang mengirim anak-anak nakal ke barak militer, Mataram memilih pendekatan spiritual sebagai metode utama. Wakil Wali Kota Mataram, TGH Mujiburrahman, menjelaskan bahwa pendekatan ini dinilai lebih efektif untuk konteks Kota Mataram.
"Untuk saat ini, kami lebih tertarik tangani anak nakal dengan pendekatan spiritual. Belum lihat metode yang diterapkan Pemerintah Jawa Barat," ungkap Wakil Wali Kota Mataram, TGH Mujiburrahman, Rabu (14/5) di Mataram.
Keputusan ini didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan agama dan nilai-nilai moral dapat lebih efektif dalam membentuk karakter anak-anak dibandingkan dengan metode pelatihan militer. Metode ini dianggap lebih sesuai dengan kearifan lokal dan budaya masyarakat Mataram.
Pendekatan Spiritual: Jalan Menuju Perubahan Perilaku
Pemerintah Kota Mataram berpendapat bahwa pendekatan spiritual menawarkan solusi yang lebih holistik. Metode ini tidak hanya berfokus pada aspek disiplin, tetapi juga pada pembinaan mental dan spiritual anak. Dengan menekankan nilai-nilai agama dan moral, diharapkan anak-anak dapat menyadari kesalahan mereka dan memperbaiki perilaku.
Wakil Wali Kota menambahkan bahwa setiap metode memiliki dampak positif dan negatif. Namun, pendekatan spiritual dinilai lebih sesuai dengan kondisi dan budaya masyarakat Mataram. "Untuk penanganan anak-anak nakal, kami lebih cenderung ke sentuhan-sentuhan spiritual yang dapat menyentuh hati anak-anak," tegasnya.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran anak akan nilai-nilai moral dan agama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan meningkatkan kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain. Diharapkan, dengan memahami makna hidup yang lebih dalam, anak-anak dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana.
Pondok Pesantren sebagai Pusat Pembinaan
Sebagai implementasi dari pendekatan spiritual, Pemerintah Kota Mataram berencana untuk menempatkan anak-anak yang berperilaku nakal di pondok pesantren. Di lingkungan pesantren, anak-anak akan mendapatkan pendidikan agama dan pembinaan karakter yang intensif.
Selama berada di pondok pesantren, anak-anak akan mengikuti kegiatan seperti santri pada umumnya, termasuk menginap di asrama. Hal ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk merenungkan diri dan memperbaiki perilaku.
Wakil Wali Kota menyatakan bahwa rencana ini masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut dengan berbagai pihak terkait. Pembahasan ini akan merinci mekanisme pelaksanaan dan memastikan efektivitas program pembinaan ini.
Langkah selanjutnya meliputi diskusi lebih lanjut dengan berbagai pihak terkait, seperti tokoh agama, lembaga pendidikan, dan orang tua. Tujuannya adalah untuk menyusun rencana yang komprehensif dan memastikan keberhasilan program pembinaan anak-anak yang berperilaku nakal.
Kesimpulan
Pendekatan spiritual yang diusung Pemerintah Kota Mataram dalam menangani anak-anak nakal merupakan langkah inovatif yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan menempatkan anak-anak di lingkungan pondok pesantren, diharapkan mereka dapat mendapatkan pembinaan yang holistik dan efektif dalam memperbaiki perilaku serta membangun karakter yang lebih baik.