Mendikbudristek Dorong Kampus Berdampak Nyata bagi Masyarakat
Mendikbudristek Brian Yuliarto mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk menjadi kampus yang berdampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah, seperti yang telah ditunjukkan oleh Universitas Khairun di Ternate.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai lembaga yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini disampaikannya di Jakarta, Selasa (22/4), dengan mencontohkan keberhasilan Universitas Khairun di Ternate, Maluku Utara, sebagai model kampus yang telah menunjukkan dampak signifikan bagi masyarakat sekitar.
Universitas Khairun dinilai telah berhasil mengintegrasikan kegiatan akademik dengan kebutuhan masyarakat. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana kampus tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat ilmu pengetahuan, solusi atas permasalahan masyarakat, dan penggerak aktivitas ekonomi lokal. Mendikbudristek mengapresiasi langkah-langkah konkret yang telah dilakukan Universitas Khairun.
Menurut Mendikbudristek, konsep 'kampus berdampak' harus menjadi identitas seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Tantangan zaman modern, seperti krisis iklim, disrupsi teknologi, dan dominasi kecerdasan buatan (AI), menuntut perguruan tinggi untuk lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, Indonesia dapat melesat menjadi negara maju.
Kampus Tanpa Gerbang: Solusi dan Kolaborasi
Mendikbudristek Brian Yuliarto menggarisbawahi pentingnya keterbukaan kampus terhadap masyarakat. Ia mengapresiasi kampus yang tanpa gerbang, sebagai simbol keterbukaan dan aksesibilitas bagi masyarakat untuk merasakan manfaat kehadiran perguruan tinggi. Lebih lanjut, beliau mendorong agar perpustakaan kampus dibuka untuk umum, termasuk di hari libur, untuk menumbuhkan budaya membaca dan berpikir kritis di tengah masyarakat.
Selain keterbukaan, Mendikbudristek juga menekankan pentingnya kolaborasi. Perguruan tinggi didorong untuk memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, industri, dan antar kampus. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sinergi dan optimalisasi sumber daya dalam rangka memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian, perguruan tinggi tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi dan sosial.
Transformasi Kampus: Menuju Triple Helix
Mendikbudristek ingin agar kampus bertransformasi menjadi pusat dampak sosial dan ekonomi yang sesungguhnya, menerapkan model triple helix yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah, dan industri. Perguruan tinggi diharapkan menjadi lokomotif perubahan, membantu pemerintah daerah dalam berbagai kajian, dan menjadi contoh pengelolaan yang baik.
Riset yang dilakukan di perguruan tinggi tidak hanya ditujukan untuk publikasi jurnal, tetapi juga harus menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, riset dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.
Mendikbudristek berharap agar semua pihak dapat bersinergi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Kampus memiliki peran krusial dalam mencapai tujuan tersebut, dengan menjadi pusat inovasi, solusi, dan penggerak perubahan yang berdampak nyata bagi masyarakat.
'Kampus tidak boleh menutup diri. Saya sangat senang melihat kampus ini tanpa gerbang, simbol bahwa masyarakat bisa ikut merasakan manfaat dari kehadiran perguruan tinggi,' ujar Mendikbudristek Brian Yuliarto.
Sebagai penutup, Mendikbudristek menekankan pentingnya peran kampus sebagai penggerak utama pembangunan nasional, dengan memberikan kontribusi nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.