Mendikdasmen: Peran Keluarga Sangat Vital Sukseskan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Mendikdasmen Abdul Mu'ti tekankan peran keluarga dalam Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat demi Indonesia Emas 2045.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa keluarga memegang peranan krusial dalam menyukseskan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Hal ini dilakukan untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045. Mu'ti menyampaikan bahwa keluarga adalah fondasi utama pendidikan karakter anak, dan sekolah berperan sebagai institusi pendukung.
Dalam seminar daring bertajuk "Peran Orang Tua dalam Membentuk 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" di Jakarta, Senin lalu, Mu'ti menekankan pentingnya pemahaman keluarga terhadap dua strategi pendekatan dalam pembentukan karakter anak, yaitu paradigma knowing dan doing. Menurutnya, pendekatan doing lebih efektif dalam menanamkan kebiasaan positif pada anak-anak.
“Sekali lagi, peran keluarga menjadi sangat penting, bagaimana arti penting keluarga dalam pendidikan karakter termasuk dalam pembentukan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat itu,” ujar Mendikdasmen Mu'ti.
Dua Paradigma Pembentukan Karakter Anak
Mendikdasmen Mu'ti menjelaskan bahwa dalam konteks Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, pendekatan doing menjadi fokus utama. Anak-anak perlu dibiasakan melakukan sesuatu tanpa harus selalu memahami alasan di baliknya. Proses pembiasaan ini akan membentuk kebiasaan, yang kemudian membentuk karakter, dan akhirnya membentuk kepribadian anak.
Mu’ti menambahkan, pembiasaan atau habituasi ini akan membentuk kebiasaan yang pada akhirnya membentuk karakter dan terakumulasi hingga membentuk kepribadian anak. Anak-anak dengan kepribadian yang baik akan memberikan dampak signifikan terhadap pembentukan adab dan peradaban Indonesia di masa depan.
“Dalam kaitan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, kami memang menekankan pada aspek doing, bagaimana anak-anak itu terbiasa melakukan sesuatu. Kebiasaan itu bisa dimulai dari pembiasaan, tanpa selalu mengetahui alasannya,” imbuh Mendikdasmen.
Menciptakan Lingkungan yang Suportif
Untuk mendukung proses pembentukan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Mu'ti mengajak seluruh keluarga, terutama yang memiliki anak usia dini, untuk bersinergi menciptakan lingkungan sosial yang suportif. Lingkungan yang kondusif akan mempermudah proses pembentukan kebiasaan positif pada anak-anak.
Menurut Mu'ti, upaya membangun pembiasaan ini dalam teori psikologi sering disebut dengan conditioning, yaitu menciptakan lingkungan dan situasi yang memungkinkan seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Dengan menciptakan lingkungan yang positif, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik yang akan membentuk karakter dan kepribadian mereka.
Anak-anak yang berhasil memiliki kepribadian yang baik, lanjutnya, jelas berpengaruh signifikan terhadap pembentukan adab dan peradaban Indonesia pada kemudian hari.
Oleh karena itu, Mendikdasmen Mu'ti mengajak setiap keluarga untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter anak. Sinergi antara keluarga dan pihak sekolah akan menjadi kunci keberhasilan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Dengan demikian, peran aktif keluarga menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak-anak Indonesia yang hebat. Melalui pendekatan yang tepat dan lingkungan yang suportif, diharapkan generasi penerus bangsa dapat tumbuh menjadi individu yang berkarakter, beradab, dan berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.