MUI Berduka: Dunia Kehilangan Tokoh Perdamaian, Paus Fransiskus Wafat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal sebagai tokoh perdamaian dunia dan jembatan antaragama.
Jakarta, 21 April 2024 - Dunia berduka cita atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, pada usia 88 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh Vatikan News pada Senin pagi, pukul 07.35 waktu setempat. Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan kesedihan mendalam, khususnya bagi mereka yang mengenal beliau sebagai tokoh perdamaian dan pemersatu antaragama. Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut menyampaikan belasungkawa atas kepergian pemimpin agama yang begitu berpengaruh ini.
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, mengungkapkan kesedihannya atas wafatnya Paus Fransiskus. Anwar Abbas menilai dunia telah kehilangan sosok pemimpin agama yang gigih memperjuangkan perdamaian lintas bangsa dan agama. "Dunia berduka dengan meninggalnya Paus Fransiskus. Beliau dikenal sebagai tokoh yang cinta perdamaian," ujar Anwar Abbas saat dihubungi dari Jakarta.
Paus Fransiskus memang dikenal luas karena komitmennya yang kuat terhadap perdamaian global dan dialog antaragama. Kepergiannya meninggalkan kekosongan besar dalam upaya-upaya membangun harmoni dan persatuan di dunia yang semakin terpolarisasi. Dedikasi beliau dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial akan selalu dikenang.
Kepemimpinan Paus Fransiskus dalam Membangun Jembatan Antaragama
Selama kepemimpinannya, Paus Fransiskus aktif menjalin hubungan baik dengan berbagai tokoh dunia, terutama para pemimpin agama dari berbagai latar belakang, termasuk Islam. Salah satu relasi paling menonjol adalah kedekatannya dengan Syeikh Al-Azhar, Grand Syekh Ahmed el-Tayeb. Keduanya bekerja sama dalam mempromosikan perdamaian global dan saling pengertian antarumat beragama.
"Beliau (Paus) dikenal dekat dengan berbagai tokoh dunia. Di kalangan Islam, beliau dekat dengan Syeikh Al-Azhar untuk mempromosikan perdamaian dunia," kata Anwar Abbas. Kerjasama ini menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan keyakinan tidak menghalangi upaya untuk mencapai tujuan mulia, yaitu perdamaian.
Hubungan baik Paus Fransiskus juga terjalin dengan tokoh-tokoh Islam di Indonesia, baik dari Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah. Hal ini menunjukkan komitmen beliau yang luas dalam membangun jembatan dialog antaragama, melampaui batas geografis dan perbedaan budaya.
Kardinal Kevin Farrell, dalam pengumuman wafatnya Paus Fransiskus, mengatakan, “Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau telah mengajarkan kita supaya hidup dengan nilai-nilai Injil dengan iman, keberanian, dan cinta kasih bagi semua, terutama kepada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan.” Ungkapan ini merefleksikan dedikasi Paus Fransiskus yang mendalam terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Warisan Perdamaian Paus Fransiskus
Paus Fransiskus meninggalkan warisan yang begitu berharga bagi dunia, yaitu komitmen yang teguh terhadap perdamaian dan dialog antaragama. Beliau telah menunjukkan kepada dunia bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk membangun persatuan dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan beliau menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus memperjuangkan perdamaian dan keadilan di dunia.
Kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi dunia, namun semangat perdamaian dan toleransi yang beliau usung akan tetap hidup dan terus menginspirasi generasi mendatang. Semoga amal baik dan jasa-jasa beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Meskipun berbeda keyakinan, semangat persatuan dan perdamaian yang diusung Paus Fransiskus patut dihargai dan ditiru. Beliau menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan dapat disatukan demi kebaikan bersama. Semoga kepergian beliau menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus memperjuangkan perdamaian dan toleransi di dunia.
Semoga Paus Fransiskus tenang di alam baka. Semoga warisan perdamaiannya terus menginspirasi kita semua.