Orang Tua Ragu, UPTD PPA Batam Jelaskan Pentingnya Rehabilitasi Anak
UPTD PPA Batam ungkap keraguan orang tua terhadap program rehabilitasi anak dan pentingnya reintegrasi keluarga untuk pemulihan anak yang bermasalah.
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Batam, Dedy Suryadi, mengungkapkan adanya stigma negatif yang menyebabkan banyak orang tua ragu untuk memasukkan anak mereka ke dalam program rehabilitasi. Hal ini disampaikan Dedy saat dihubungi di Batam, Selasa (4/3). UPTD PPA Batam menangani berbagai kasus anak, termasuk anak jalanan, pengamen, pengemis, dan anak berhadapan dengan hukum. Program rehabilitasi bertujuan untuk membantu anak-anak pulih dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan, namun masih banyak kendala yang dihadapi.
Dedy menjelaskan, "Mereka kadang-kadang takut. Takut direhabilitasi. Saya tidak tahu juga apa yang membuat mereka takut karena rehabilitasi bertujuan untuk membantu anak-anak untuk pulih dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan." Ketakutan orang tua ini menjadi tantangan tersendiri bagi UPTD PPA Batam dalam upaya memberikan layanan terbaik bagi anak-anak yang membutuhkan.
Selain mengatasi keraguan orang tua, UPTD PPA Batam juga menekankan pentingnya reintegrasi keluarga setelah anak menyelesaikan program rehabilitasi. Proses ini bertujuan untuk memastikan anak dapat kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya tanpa stigma negatif. UPTD PPA bekerja sama dengan RT/RW setempat untuk mengurangi stigma dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang telah menyelesaikan rehabilitasi.
Rehabilitasi dan Reintegrasi Keluarga: Kunci Pemulihan Anak Bermasalah
UPTD PPA Batam tidak secara langsung menangani rehabilitasi, namun berkoordinasi dengan UPTD Pusat Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (P2PMKS) Nilam Suri Batam. UPTD Nilam Suri telah menangani 66 anak di bawah 18 tahun pada tahun 2024, dengan rincian 20 anak jalanan, 31 pengamen, 12 pengemis, dan 3 anak berhadapan dengan hukum. Anak-anak yang menjalani rehabilitasi tetap mendapatkan pelayanan pendidikan, makanan, dan kesehatan selama proses berlangsung.
Proses rehabilitasi dimulai ketika UPTD PPA Batam menilai anak membutuhkan pembinaan intensif untuk mengubah perilaku dan sikap. Setelah menyelesaikan rehabilitasi, UPTD PPA Batam aktif melakukan pendekatan ke lingkungan sekitar anak, seperti perumahan dan sekolah, untuk menyampaikan bahwa anak tersebut membutuhkan dukungan dan penguatan dari masyarakat. Mereka menekankan pentingnya menghindari pengungkitan masa lalu anak.
"Kami turun ke lingkungannya misal perumahan dan sekolahnya untuk menyampaikan bahwa anak ini butuh penguatan dari orang-orang sekitarnya. Tidak perlu mengungkit masa lalunya," jelas Dedy. Hal ini dilakukan untuk memastikan reintegrasi sosial anak berjalan lancar dan anak dapat diterima kembali di lingkungannya.
Kerja Sama dan Dukungan Masyarakat
UPTD PPA Batam bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk RT/RW setempat, untuk mengurangi stigma terhadap anak-anak yang telah menjalani rehabilitasi. Mereka berupaya menciptakan lingkungan yang suportif dan inklusif bagi anak-anak tersebut. Dukungan dari masyarakat sangat penting untuk keberhasilan proses reintegrasi dan pemulihan anak.
Kepala UPTD PPA Batam menegaskan pentingnya keterbukaan orang tua terhadap program rehabilitasi. Orang tua perlu memahami bahwa program ini bertujuan untuk membantu anak mereka kembali berintegrasi dengan lingkungan sosial dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Dengan dukungan keluarga dan masyarakat, anak-anak yang bermasalah dapat memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dedy menambahkan, "Anak-anak juga diberikan pelayanan pendidikan, meskipun mereka dalam program rehabilitasi. Hak-hak mereka, seperti pendidikan, makanan, dan kesehatan, tetap terpenuhi." Hal ini menunjukkan komitmen UPTD PPA Batam untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan hak-hak dasar mereka selama menjalani rehabilitasi.
Secara keseluruhan, upaya UPTD PPA Batam dalam menangani anak-anak bermasalah menunjukkan komitmen yang kuat dalam melindungi dan memberikan layanan terbaik bagi anak-anak di Kota Batam. Namun, masih diperlukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat tentang pentingnya program rehabilitasi dan reintegrasi keluarga untuk mendukung pemulihan anak-anak yang membutuhkan.