Pemasangan PLTSR di Gedung DKI Jakarta Hemat Biaya Listrik hingga Rp3,8 Juta per Bulan
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta berhasil menghemat biaya listrik hingga Rp3,8 juta per bulan di 33 gedung pemerintahan berkat pemasangan PLTSR, sekaligus mengurangi emisi karbon.
Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rooftop (PLTSR) di 33 gedung pemerintahan di DKI Jakarta, mulai dari kantor kelurahan, puskesmas, hingga kantor kecamatan, berhasil memberikan penghematan biaya listrik yang signifikan. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (DTKTE) DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengumumkan bahwa penghematan rata-rata mencapai Rp3,8 juta per bulan per gedung. Program ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 322 ton CO2.
Penghematan terbesar terlihat di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Dengan kapasitas PLTSR 25 KW, puskesmas ini mampu memproduksi listrik sekitar 2.760 kWh dan menghasilkan penghematan hingga Rp3,8 juta per bulan. Contoh lain adalah gedung bisnis Jakarta Islamic Center yang menghasilkan penghematan hampir Rp6 juta per bulan berkat produksi listrik mencapai 4.090 kWh dari PLTSR yang terpasang.
Program pemasangan PLTSR ini merupakan bagian dari upaya DKI Jakarta dalam memanfaatkan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Keberhasilan ini mendorong DTKTE untuk melanjutkan program tersebut di gedung-gedung pemerintahan lainnya di wilayah DKI Jakarta.
Penghematan Biaya dan Pengurangan Emisi Karbon
Data yang dikumpulkan DTKTE menunjukkan bahwa rata-rata penghematan biaya listrik PLN di gedung-gedung yang telah terpasang PLTSR mencapai angka Rp3,8 juta per bulan. Hal ini menunjukkan efisiensi yang signifikan dalam penggunaan energi dan pengelolaan keuangan daerah. Selain penghematan biaya, program ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi emisi karbon dioksida (CO2).
"Penghematan listrik PLN masing-masing gedung cukup signifikan," ujar Kepala DTKTE DKI Jakarta, Hari Nugroho. Beliau menekankan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan penghematan yang signifikan ini, program pemasangan PLTSR akan terus berlanjut dan diperluas ke gedung-gedung pemerintahan lainnya.
Lebih lanjut, Hari Nugroho menjelaskan bahwa PLTSR tidak hanya memberikan dampak positif secara finansial, tetapi juga berkontribusi pada upaya pemerintah dalam mengurangi jejak karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Ini sejalan dengan komitmen DKI Jakarta untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Dampak Positif PLTSR bagi DKI Jakarta
Program pemasangan PLTSR di gedung-gedung pemerintahan DKI Jakarta telah memberikan dampak positif yang signifikan, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Penghematan biaya listrik yang substantial dapat dialokasikan untuk program-program pembangunan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Sementara itu, pengurangan emisi karbon berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
Suksesnya program ini menjadi bukti nyata bahwa pemanfaatan energi terbarukan merupakan langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dengan terus mengembangkan dan memperluas program ini, DKI Jakarta diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan energi terbarukan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Keberhasilan ini juga diharapkan dapat mendorong sektor swasta untuk turut serta berinvestasi dalam energi terbarukan, sehingga dapat menciptakan dampak yang lebih luas bagi perekonomian dan lingkungan di DKI Jakarta.
Dengan adanya penghematan biaya dan pengurangan emisi karbon yang signifikan, program pemasangan PLTSR ini akan terus berlanjut dan dikembangkan di masa mendatang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di DKI Jakarta.