Pemkab Agam Genjot Promosi Raflesia, Incar Wisatawan Nusantara dan Mancanegara
Pemerintah Kabupaten Agam masifkan promosi bunga Raflesia untuk menarik wisatawan domestik dan internasional, memanfaatkan 18 titik sebaran bunga langka tersebut sebagai potensi wisata unggulan.
Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tengah gencar mempromosikan potensi wisata bunga Raflesia untuk mendongkrak kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Agam, Muhammad Iqbal, di Lubuk Basung pada Kamis, 8 Mei 2024. Langkah ini diambil karena Raflesia dinilai sebagai potensi luar biasa yang dapat dikembangkan secara optimal untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Agam akan menjadi ujung tombak dalam strategi promosi ini. Kerja sama dengan berbagai pihak swasta, termasuk biro perjalanan dan pelaku wisata, akan dijalin untuk menjangkau wisatawan secara lebih luas. Informasi mengenai mekarnya bunga Raflesia di Agam akan disebarluaskan secara masif melalui media sosial dan berbagai platform media lainnya.
"Kita secara masif mempromosikan potensi bunga raflesia tersebut, karena ini salah satu potensi luar biasa yang bisa dikembangkan," ujar Wakil Bupati Agam Muhammad Iqbal. Dengan strategi promosi yang terintegrasi, diharapkan keberadaan bunga Raflesia di Agam dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
Potensi Raflesia di Agam: Kekayaan Hayati yang Menjanjikan
Berdasarkan catatan Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, terdapat 18 titik sebaran bunga Raflesia di Kabupaten Agam. Sebarannya tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Palembayan, Tanjung Raya, Palupuh, Baso, Kamang Magek, Tilatang Kamang, Malalak, dan Matur. Jenis Raflesia yang ditemukan di Agam meliputi Arnoldii, Tuan-mudae, dan Gadutensis.
Keberadaan Raflesia Tuan-mudae di Palembayan bahkan tercatat pernah mekar sempurna dengan diameter mencapai 111 sentimeter, ukuran terbesar di dunia. Spesies ini tergolong langka dan hanya ditemukan di Sarawak, Malaysia, dan Palembayan, Agam. Hal ini menjadikan Agam memiliki keunikan tersendiri dalam kekayaan hayati yang dimilikinya.
Wakil Bupati Agam menekankan pentingnya promosi untuk mengoreksi persepsi umum yang selama ini hanya mengasosiasikan Raflesia dengan Bengkulu. Padahal, Agam juga memiliki populasi Raflesia yang cukup signifikan. Dengan promosi yang tepat, diharapkan Agam dapat menjadi destinasi wisata baru yang menarik minat wisatawan internasional.
Strategi Promosi dan Dampak Ekonomi
Pemerintah Kabupaten Agam menyadari bahwa bunga Raflesia merupakan kekayaan hayati yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Oleh karena itu, promosi yang dilakukan tidak hanya berfokus pada aspek pariwisata, tetapi juga pada upaya pelestarian lingkungan.
Dengan mempromosikan dan mengembangkan potensi wisata Raflesia secara berkelanjutan, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Peningkatan kunjungan wisatawan akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat melalui sektor pariwisata.
Wakil Bupati Agam optimis bahwa promosi masif akan menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Agam. Hal ini akan berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dan pembangunan daerah secara keseluruhan. Dengan pengelolaan yang tepat, potensi Raflesia di Agam dapat menjadi aset berharga bagi daerah dan negara.
Dengan strategi promosi yang terencana dan berkelanjutan, diharapkan potensi wisata bunga Raflesia di Agam akan semakin dikenal luas dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Pemerintah Kabupaten Agam berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi wisata alam ini secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.