Perpusnas Luncurkan KKN Tematik Literasi: 15 Ribu Mahasiswa Bangun Budaya Baca di 1000 Desa
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) akan melibatkan 15 ribu mahasiswa dalam program KKN Tematik Literasi untuk meningkatkan minat baca di 1000 desa di Indonesia.
Jakarta, 14 Mei 2025 - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan program inovatif untuk meningkatkan minat baca di Indonesia: Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi. Program ini melibatkan 15 ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang akan ditempatkan di 1000 desa. Inisiatif ini bertujuan membangun budaya baca yang kuat dan meningkatkan indeks literasi nasional. Program ini merupakan kolaborasi Perpusnas dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menjelaskan bahwa setiap desa akan mendapatkan sekitar 15 mahasiswa untuk membantu membangun dan mengelola program literasi di daerah tersebut. "KKN Tematik Literasi ini melibatkan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," ungkap Aminudin dalam konferensi pers di Jakarta. Program ini diharapkan dapat memaksimalkan distribusi 10 juta buku untuk taman bacaan masyarakat (TBM) yang telah didistribusikan sebelumnya.
Selain mendistribusikan buku, mahasiswa juga akan berperan aktif dalam menciptakan program-program kreatif untuk mendorong minat baca. Hal ini untuk memastikan bahwa buku-buku tersebut tidak hanya dibaca, tetapi juga dimaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat. Program ini juga diharapkan dapat mengatasi masalah masyarakat yang membaca tanpa memahami konteks bacaan, sehingga mendorong pemahaman yang lebih fungsional.
KKN Tematik Literasi: Pengabdian 40 Hari untuk Literasi Bangsa
Program KKN Tematik Literasi akan dimulai sekitar bulan Juli 2025. Mahasiswa akan mengabdi selama 40 hari di desa-desa terpilih. Sebelum terjun ke lapangan, mereka akan mendapatkan pembekalan dari perguruan tinggi masing-masing. "KKN Tematik Literasi ini tidak akan mengganggu jadwal kuliah mahasiswa. Ini sifatnya pengabdian masyarakat, dan nilainya diakui sebagai 2-3 SKS," jelas Aminudin. Program ini dirancang agar mahasiswa dapat berkontribusi positif bagi masyarakat tanpa mengorbankan pendidikan mereka.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, menambahkan bahwa mahasiswa akan berperan penting dalam mengawal pendistribusian 10 juta buku dan memastikan manfaatnya bagi masyarakat. Mereka akan membantu pengelolaan perpustakaan dan membangun kemitraan dengan masyarakat setempat. "Saat ini dana desa sudah bisa digunakan untuk perpustakaan desa," ujar Adin, menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan pemerintah desa.
Mahasiswa diharapkan dapat menjalankan berbagai kegiatan positif yang berkaitan dengan peningkatan budaya baca di desa. Program ini juga diharapkan dapat membangun ekosistem budaya baca yang berkelanjutan di masyarakat. Peran mahasiswa sebagai intelektual muda sangat krusial dalam mendorong transformasi literasi di Indonesia.
Relawan Literasi Masyarakat (Relima): Upaya Perluas Layanan Literasi
Sebagai upaya tambahan untuk meningkatkan literasi, Perpusnas juga meluncurkan program Relawan Literasi Masyarakat (Relima) dalam rangka memperingati HUT ke-45 Perpusnas. Program ini melibatkan 180 relawan yang akan tersebar di 180 kabupaten/kota di Indonesia. Pendaftaran untuk program Relima masih dibuka untuk umum. Program ini bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan literasi dan memastikan bahwa membaca tidak hanya sekedar aktivitas, tetapi juga aktivitas yang fungsional dan bermakna.
Kedua program, KKN Tematik Literasi dan Relima, menunjukkan komitmen Perpusnas untuk meningkatkan indeks literasi di Indonesia. Dengan melibatkan mahasiswa dan relawan, Perpusnas berharap dapat membangun budaya baca yang kuat dan berkelanjutan di seluruh penjuru Indonesia. Program-program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Kesimpulan: Melalui program KKN Tematik Literasi dan Relima, Perpusnas berupaya untuk menciptakan ekosistem literasi yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia, dengan melibatkan aktif mahasiswa dan relawan dari berbagai daerah.