Pertamina NRE Bangun Pabrik Panel Surya di Jawa Barat: Investasi Rp657,6 Miliar
Pertamina NRE dan mitra China akan membangun pabrik perakitan panel surya di Jawa Barat senilai Rp657,6 miliar, ditargetkan beroperasi pada 2026 untuk memenuhi kebutuhan TKDN dan mendukung pertumbuhan ekonomi hijau.
Pertamina New and Renewable Energy (NRE) tengah membangun pabrik perakitan panel surya di Jawa Barat dengan investasi tahap awal mencapai 40 juta dolar AS atau sekitar Rp657,6 miliar. Kerja sama ini dilakukan bersama perusahaan manufaktur asal China, untuk memenuhi target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen dan mendukung pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Pabrik ini direncanakan beroperasi penuh pada tahun 2026.
Direktur Keuangan Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah, menyatakan bahwa investasi sebesar 40 juta dolar AS tersebut akan ditanggung bersama oleh Pertamina NRE dan mitra kerjanya dari China. Pembangunan pabrik ini merupakan langkah strategis Pertamina NRE dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi terbarukan yang lebih besar.
Langkah Pertamina NRE ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, mengingat potensi energi terbarukan di Indonesia yang melimpah. Pengembangan EBT dinilai krusial untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang semakin menipis. Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, bahkan menekankan pentingnya percepatan pengembangan EBT untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintah.
Investasi Strategis untuk Energi Terbarukan Indonesia
Pembangunan pabrik perakitan panel surya ini merupakan bukti komitmen Pertamina NRE dalam mendorong transisi energi di Indonesia. Investasi yang signifikan ini menunjukkan keyakinan Pertamina NRE terhadap potensi pasar panel surya di dalam negeri, yang diproyeksikan akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya energi berkelanjutan.
Dengan beroperasinya pabrik ini pada tahun 2026, diharapkan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan panel surya di Indonesia, mengurangi ketergantungan impor, dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini juga akan berkontribusi pada peningkatan TKDN sektor energi terbarukan, sesuai dengan target pemerintah.
Selain itu, pabrik ini juga diharapkan dapat menjadi pusat inovasi dan pengembangan teknologi panel surya di Indonesia. Dengan bermitra dengan perusahaan manufaktur terkemuka dari China, Pertamina NRE dapat mengakses teknologi dan keahlian terkini di bidang ini, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri panel surya di Indonesia.
Tantangan dan Peluang Pengembangan EBT di Indonesia
Mohammad Faisal dari CORE Indonesia mengingatkan akan pentingnya percepatan pengembangan EBT di Indonesia. Menurutnya, ketersediaan bahan bakar fosil di Indonesia semakin menipis, dengan prediksi batu bara akan habis dalam 28 tahun, minyak bumi 21 tahun, dan gas alam 19 tahun mendatang. Oleh karena itu, pengembangan EBT bukan hanya sekadar pilihan, tetapi menjadi keharusan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi nasional.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat pengembangan EBT, termasuk penyederhanaan regulasi, pemberian insentif, dan peningkatan investasi. Dukungan dari sektor swasta, seperti yang dilakukan oleh Pertamina NRE, juga sangat penting dalam mendorong pertumbuhan sektor EBT di Indonesia.
Pertamina NRE membangun pabrik ini juga sebagai bentuk antisipasi terhadap tantangan tersebut. Dengan memproduksi panel surya di dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau. Pabrik ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk berinvestasi di sektor EBT dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Langkah Pertamina NRE ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain untuk turut berinvestasi dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, pengembangan EBT di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan efektif, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan beroperasinya pabrik ini, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor panel surya dan sekaligus meningkatkan kemampuan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target bauran energi terbarukan.