Pesantren: Pilar Penting SDM Unggul Indonesia, Kata Ketua MPR
Ketua MPR RI Ahmad Muzani menekankan peran krusial pesantren dalam mencetak SDM unggul Indonesia, bahkan sebelum kemerdekaan, dan mendorong sinergi untuk mengatasi tantangan moral generasi muda.
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, baru-baru ini menegaskan peran vital pesantren bagi kemajuan bangsa Indonesia, jauh sebelum kemerdekaan. Pernyataan penting ini disampaikan dalam seminar nasional bertajuk 'Strategi Penguatan dan Pengembangan SDM Unggul untuk Penguatan Pesantren dan Lembaga Pendidikan Islam Menyongsong Indonesia Emas 2045' di Gedung MPR RI, Jakarta.
Muzani menyatakan bahwa Indonesia memiliki hutang budi yang besar kepada pesantren atas kontribusinya dalam mendidik generasi bangsa. Seminar ini, yang berlangsung Kamis (23/1), menjadi wadah apresiasi atas dedikasi pesantren dan lembaga-lembaga serupa dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Ia secara khusus mengapresiasi Assalam Fil Alamin (ASFA) atas kontribusi besarnya dalam pengembangan SDM di lingkungan pesantren. Pemerintah, tegas Muzani, akan meningkatkan perhatian terhadap upaya serupa sebagai benchmark bagi pengembangan pesantren di masa depan. ASFA Foundation, misalnya, telah memberikan beasiswa kepada 508 mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Setelah menyelesaikan studi mereka (rata-rata lima tahun), para penerima beasiswa ini akan kembali mengabdi kepada masyarakat Indonesia.
Baik pesantren modern maupun pesantren salaf, menurut Muzani, memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang mengabdi pada bangsa dan negara. Yang terpenting adalah menghasilkan individu-individu terbaik, ikhlas, dan siap berkontribusi bagi Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya mencetak SDM unggul yang menjadi fokus utama pemerintah.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, turut menyoroti tantangan besar yang dihadapi, yakni degradasi moral generasi muda. Ia menyebut judi online dan narkoba sebagai dua tantangan terberat yang harus diatasi melalui kolaborasi dan sinergi berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan seperti pesantren.
Ketua ASFA Foundation, Komjen Syafruddin, menekankan perlunya keseriusan dan kolaborasi dalam pembangunan SDM ke depan. Ia juga menyoroti peran penting lembaga filantropi dalam mendukung penguatan SDM di Indonesia. Seminar tersebut dihadiri oleh lebih dari 350 kiai, akademisi, dan sejumlah duta besar negara Timur Tengah.
Kesimpulannya, peran pesantren dalam membangun SDM unggul Indonesia sangatlah penting dan perlu terus didukung. Tantangan degradasi moral generasi muda juga memerlukan perhatian serius dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk menciptakan Indonesia Emas 2045.