PGI Berduka Cita Atas Wafatnya Paus Fransiskus: Tokoh yang Memeluk Kemiskinan Yesus
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal karena kesederhanaannya dan komitmennya pada perdamaian global.
Jakarta, 21 April 2024 - Kabar duka menyelimuti dunia, khususnya umat Katolik. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, telah wafat. Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam, tak terkecuali bagi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). PGI mengenang Paus Fransiskus bukan hanya sebagai Paus ke-266, tetapi sebagai tokoh yang memeluk kemiskinan Yesus dan menjadi teladan bagi dunia.
Ketua Umum PGI, Jacklevyn F. Manuputty, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. "Seorang gembala agung yang telah menjadikan kemanusiaan sebagai altar utamanya, dan dunia sebagai ladang kasihnya," ungkap Jacklevyn dalam pernyataan resmi di Jakarta.
Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, dipandang PGI sebagai suara profetik di tengah kompleksitas dunia modern. Ia hadir sebagai penentang politik identitas, ekonomi eksklusif, dan agama yang kehilangan nilai kasih.
Paus Fransiskus: Sahabat Migran dan Pelindung Bumi
Menurut Jacklevyn, Paus Fransiskus menolak kemewahan dan gaya hidup mewah seorang pemimpin gereja. Sebaliknya, ia memilih untuk dekat dengan rakyat, khususnya para migran. Ia juga dikenal sebagai pelindung bumi dan advokat perdamaian global yang tak kenal lelah.
Komitmen Paus Fransiskus pada perdamaian dan keadilan global membuatnya memberikan perhatian khusus pada Indonesia. Ia beberapa kali memuji Indonesia sebagai contoh pluralisme yang patut ditiru oleh negara lain.
"Ia paham damai bukanlah absennya konflik, tetapi hadirnya keadilan. Dan dalam diplomasi diamnya, Indonesia dijadikannya cermin untuk dunia, bahwa iman tak harus menjauhkan, tetapi bisa memeluk yang berbeda tanpa kehilangan kebenaran," jelas Jacklevyn.
Indonesia sebagai Contoh Pluralisme
Paus Fransiskus melihat Indonesia sebagai contoh nyata bagaimana keberagaman agama dapat hidup berdampingan secara damai. Baginya, pluralisme bukan sekadar toleransi, melainkan sebuah pengakuan dan penghormatan atas perbedaan.
Sikap Paus Fransiskus yang menghargai keberagaman agama di Indonesia menjadikannya figur yang dihormati oleh berbagai kalangan, tidak hanya umat Katolik. Ia mampu menjembatani perbedaan dan mempromosikan nilai-nilai persatuan dan perdamaian.
Pernyataan-pernyataan Paus Fransiskus tentang Indonesia seringkali menekankan pentingnya merawat dan memeluk kerukunan antarumat beragama. Baginya, kerukunan bukan sekadar menghindari konflik, tetapi juga membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati.
Kehilangan Figur Ayah Dunia
Bagi PGI, kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar. Ia bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga figur ayah bagi umat manusia lintas agama. Kepemimpinannya yang penuh kasih dan rendah hati menginspirasi banyak orang untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Paus Fransiskus menembus sekat-sekat identitas, bukan karena upaya untuk membaur, tetapi karena ia mencintai dari kedalaman spiritualitas Yesus yang menderita. Ia mampu melihat martabat setiap manusia, terlepas dari latar belakang dan keyakinan mereka.
"Dunia tidak hanya berduka karena kehilangan seorang Paus, dunia berduka karena kehilangan jantung moral yang berdetak bagi yang tak bersuara," pungkas Jacklevyn. Kepergiannya meninggalkan warisan yang besar dan akan selalu dikenang.