PLN IP Targetkan Pengembangan Pembangkit EBT 2,4 GWh hingga 2035
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) berencana mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) hingga 2,4 gigawatt (GWh) secara bertahap sampai 2035 melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia untuk mendukung transisi energi Indonesia.
PLN Indonesia Power (PLN IP), perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, menetapkan target ambisius dalam pengembangan energi terbarukan. Hingga tahun 2035, PLN IP menargetkan pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dengan kapasitas mencapai 2,4 gigawatt (GWh). Langkah ini merupakan bagian penting dari komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi di Indonesia.
Proyek Hijaunesia dan Hydronesia: Pilar Transisi Energi
Strategi PLN IP dalam mencapai target tersebut diwujudkan melalui dua megaproyek utama: Hijaunesia dan Hydronesia. Hijaunesia, dengan total kapasitas 1.055 MW, akan fokus pada pengembangan 12 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan 1 pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Sementara itu, Hydronesia akan berkonsentrasi pada pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 1.345 MW.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pengembangan EBT merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mendukung komitmen pemerintah dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060. "Pengembangan EBT merupakan sebuah keharusan sebagai bentuk komitmen kami dalam melaksanakan transisi energi untuk membantu pemerintah dalam mencapai net zero emission pada 2060," ujar Edwin.
Kedua proyek ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini menunjukkan komitmen PLN IP terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan.
Menarik Investor Global untuk Akselerasi EBT
PLN IP menyadari bahwa pengembangan EBT skala besar membutuhkan dukungan dan kolaborasi yang luas. Oleh karena itu, perusahaan secara aktif berupaya menarik investor global untuk berpartisipasi dalam proyek Hijaunesia dan Hydronesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui partisipasi dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN IP, Bernadus Sudarmanta, menyatakan bahwa melalui forum tersebut, PLN IP berharap dapat menjalin kemitraan strategis dengan investor internasional untuk mempercepat pengembangan EBT di Indonesia. "Melalui forum itu, PLN Indonesia Power terus berupaya untuk menggaet investor global untuk mengakselerasi EBT di Indonesia," kata Bernadus.
PLN IP: Komitmen Terhadap Masa Depan Energi Berkelanjutan
Dengan total kapasitas pembangkit mencapai 21,5 GW dan terus bertambah seiring pengembangan EBT, PLN IP menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam sektor energi di Indonesia. Target pengembangan EBT sebesar 2,4 GWh hingga 2035 menunjukkan komitmen perusahaan terhadap transisi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target net zero emission.
Proyek Hijaunesia dan Hydronesia bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga representasi dari visi PLN IP dalam membangun masa depan energi Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan dukungan investor global dan komitmen yang kuat, PLN IP optimis dapat mencapai target pengembangan EBT dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.