Polisi Tangkap Tiga Anggota Geng Motor Brigez Pelaku Penganiayaan di Sukabumi
Tiga anggota geng motor Brigez ditangkap polisi di Sukabumi karena terlibat penganiayaan terhadap anggota geng motor XTC di Alfamart Cikakak; dua pelaku lain masih buron.
Pada Senin, 24 Maret 2024, sekitar pukul 00.15 WIB, Unit Tipidum Subnit Jatanras Satreskrim Polres Sukabumi berhasil menangkap tiga anggota geng motor Brigez di Jalan Raya Gunung Butak, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ketiga tersangka, N (23), D alias Komeng (29), dan AW (29), diduga sebagai pelaku penganiayaan terhadap anggota geng motor XTC di sebuah minimarket Alfamart di Kecamatan Cikakak. Penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat terkait konvoi sepeda motor yang membawa senjata tajam.
Ketiga tersangka yang merupakan warga Kecamatan Palabuhanratu ini ditangkap saat hendak melakukan aksi tawuran. N dan D diketahui merupakan kakak beradik. Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa dua golok, dua pedang katana, dan empat sepeda motor. Kasus ini bermotif balas dendam antar geng motor, dan polisi masih mengejar dua pelaku lainnya, R dan RA.
Iptu Aah Saepulrohman, Kasi Humas Polres Sukabumi, menyatakan bahwa penangkapan ini merupakan hasil pengembangan penyelidikan atas laporan penganiayaan. Polisi masih terus menyelidiki kemungkinan keterlibatan para tersangka dalam kasus kekerasan lainnya di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Peristiwa ini menjadi sorotan karena menunjukkan masih adanya aksi kekerasan antar geng motor yang meresahkan masyarakat.
Penangkapan dan Motif Balas Dendam
Penangkapan ketiga anggota geng motor Brigez ini merupakan keberhasilan polisi dalam mengungkap kasus penganiayaan yang terjadi di Alfamart Cikakak. Para tersangka diduga telah mengeroyok seorang anggota geng motor XTC menggunakan senjata tajam. Motif penyerangan ini diungkapkan polisi sebagai aksi balas dendam antar geng motor yang sudah berlangsung lama.
Saat ditangkap, ketiga tersangka sedang dalam perjalanan menuju Desa Cimaja untuk melakukan tawuran dengan geng motor lain. Hal ini menunjukkan potensi eskalasi kekerasan yang lebih besar jika polisi tidak segera melakukan penangkapan. Polisi saat ini tengah fokus mengejar dua tersangka lainnya yang masih buron.
"Ketiga tersangka kami tangkap saat sedang konvoi sepeda motor," kata Iptu Aah Saepulrohman. "Mereka diduga hendak melakukan aksi tawuran dan penyerangan terhadap geng motor lainnya." Pernyataan ini menegaskan keseriusan polisi dalam memberantas aksi kekerasan antar geng motor di wilayah tersebut.
Barang Bukti dan Pengembangan Kasus
Dari tangan para tersangka, polisi berhasil menyita sejumlah senjata tajam, termasuk dua bilah golok dan dua bilah pedang katana. Selain itu, polisi juga mengamankan empat unit sepeda motor. Barang bukti ini akan menjadi bagian penting dalam proses penyidikan dan pengadilan nantinya.
Polisi juga mengungkapkan bahwa kasus ini masih dalam tahap pengembangan. Mereka tengah menyelidiki kemungkinan keterlibatan para tersangka dalam kasus-kasus kekerasan lainnya di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Tujuannya adalah untuk mengungkap jaringan dan aktor intelektual di balik aksi kekerasan antar geng motor ini.
Dengan tertangkapnya tiga tersangka, polisi berharap dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya aksi kekerasan serupa di masa mendatang. Namun, penangkapan ini juga menjadi pengingat pentingnya upaya pencegahan dan edukasi untuk mencegah terbentuknya geng motor dan aksi kekerasan yang mereka lakukan.
Polisi mengimbau masyarakat untuk aktif memberikan informasi terkait keberadaan dua tersangka yang masih buron. Kerjasama antara polisi dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
Kesimpulan
Penangkapan tiga anggota geng motor Brigez di Sukabumi menjadi bukti keseriusan aparat penegak hukum dalam memberantas aksi kekerasan antar geng motor. Meskipun dua pelaku lainnya masih buron, penangkapan ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan mengurangi angka kekerasan di wilayah tersebut. Pengembangan kasus ini terus dilakukan untuk mengungkap jaringan dan motif di balik aksi kekerasan tersebut.