Produksi Migas Aceh Lampaui Target di Kuartal I 2025
Realisasi produksi migas di Aceh hingga Maret 2025 mencapai 18.407 barel, melampaui target dan menunjukkan kinerja positif sektor hulu migas.
Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) melaporkan capaian produksi minyak dan gas bumi (migas) di wilayah kerja Aceh hingga Maret 2025 telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi produksi mencapai 18.407 barel minyak ekuivalen per hari (BOEPD), angka yang signifikan dan menggembirakan bagi sektor energi Indonesia. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, termasuk KKKS, pemerintah, dan masyarakat Aceh.
Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Hafizullah, menyatakan bahwa capaian ini setara dengan 118 persen dari target work plan and budget (WP&B) tahun 2025 sebesar 15.652 BOEPD. Rinciannya, produksi minyak mencapai 2.177 barel per hari (BOPD), atau 131 persen dari target, dan produksi gas mencapai 90,89 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 116 persen dari target. Kinerja positif ini juga terlihat pada lifting migas yang mencapai 11.360 BOEPD, melampaui target sebesar 9.625 BOEPD.
Sukses ini bukan tanpa sebab. Hafizullah menjelaskan bahwa efektivitas pemeliharaan fasilitas produksi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menjadi kunci keberhasilan. Program optimalisasi, seperti pigging pipa gas antar klaster dan reaktivasi sumur suspended di wilayah kerja “B”, juga memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi dan lifting migas di Aceh.
Produksi Minyak dan Gas Melebihi Target
Capaian produksi minyak di Aceh pada kuartal I 2025 mencapai 2.177 BOPD, melampaui target WP&B sebesar 1.665 BOPD. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan dari sektor hulu migas di wilayah tersebut. Peningkatan tersebut diyakini berkat optimalisasi kegiatan operasional dan pemeliharaan fasilitas produksi yang dilakukan oleh KKKS.
Sementara itu, produksi gas bumi juga menunjukkan hasil yang mengesankan. Realisasi produksi gas mencapai 90,89 MMSCFD, melebihi target WP&B sebesar 78,33 MMSCFD. Capaian ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Aceh dalam sektor energi gas bumi dan perlu terus dioptimalkan.
Peningkatan produksi ini juga berdampak positif pada lifting migas. Lifting minyak mencapai 2.022 BOPD, melebihi target sebesar 121 persen, dan lifting gas mencapai 52,29 MMSCFD, melampaui target sebesar 117 persen. Hal ini menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan migas di Aceh.
Dukungan Pemerintah dan Sinergi Antar Pihak
Kepala BPMA, Nasri Djalal, memberikan apresiasi atas capaian positif ini. Ia menekankan pentingnya dukungan dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Aceh, Kementerian ESDM, KKKS, dan masyarakat Aceh. "Kami bersyukur bahwa capaian produksi migas Aceh telah melampaui target sebesar 118 persen. Ini merupakan pencapaian luar biasa dan membuktikan komitmen kuat Aceh dalam mendukung ketahanan energi nasional," kata Nasri Djalal.
Nasri Djalal juga menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi lapangan migas, penerapan teknologi tepat guna, dan perbaikan iklim investasi di sektor hulu migas Aceh. Ia juga mengapresiasi kerja keras tim di lapangan yang telah menjalankan operasi dengan prinsip keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen dan kerja keras semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan migas di Aceh. Hal ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus meningkatkan produksi dan berkontribusi pada ketahanan energi nasional.
Ke depan, BPMA akan terus berupaya meningkatkan produksi migas di Aceh dengan berbagai strategi, termasuk optimalisasi teknologi dan peningkatan investasi. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Aceh dan Indonesia.