Program Makan Bergizi Gratis: Peluang Emas UMKM dan Petani Sulut
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sulawesi Utara membuka peluang besar bagi UMKM dan petani lokal untuk memasok bahan baku, mendorong perekonomian daerah, dan mengurangi ketergantungan impor.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut), Ivanry Matu, melihat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai peluang emas bagi UMKM dan petani lokal. Pernyataan ini disampaikannya Rabu lalu di Manado.
Menurut Ivanry, MBG akan menciptakan permintaan besar akan bahan baku. Oleh karena itu, penting untuk memastikan ketersediaan bahan baku agar harga tetap stabil dan program berjalan lancar. Kelangkaan bahan baku akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan MBG dan berpotensi meningkatkan harga.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Ivanry menyarankan agar pemerintah daerah dan desa proaktif. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendukung program ini.
BUMDes dapat berperan dalam menyiapkan dan melatih petani lokal. Kerja sama, bahkan perjanjian kerja sama (MoU), antara BUMDes dan pengelola dapur MBG dapat dibangun untuk memastikan pasokan bahan baku yang kontinu.
Lebih lanjut, ia mendorong pembentukan kelompok tani milenial. Kelompok ini dapat fokus pada budidaya komoditas yang dibutuhkan MBG, seperti beras, sayuran, bumbu dapur, telur, dan daging. Dengan begitu, pasokan bahan baku dapat dipenuhi dari dalam daerah.
Pembentukan kelompok tani ini juga selaras dengan tujuan untuk menggerakkan roda perekonomian di tingkat desa. Alih-alih mengandalkan pasokan dari luar daerah atau impor, MBG dapat menjadi stimulus bagi perekonomian lokal.
UMKM juga memiliki peran penting dalam mendukung MBG. Mereka dapat berperan sebagai pemasok bahan baku dan peralatan pendukung, asalkan memenuhi standar kualitas, higienitas, dan kecukupan gizi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya program bantuan sosial semata, tetapi juga katalis bagi pertumbuhan ekonomi lokal di Sulawesi Utara. Kesuksesan MBG bergantung pada sinergi antara pemerintah, UMKM, dan petani lokal.