Program Sekolah Sepanjang Hari (SSH): Solusi Atasi Putus Sekolah di Papua Barat Daya
Program Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Sorong Selatan, Papua Barat Daya, menjadi solusi efektif untuk mengatasi angka putus sekolah yang cukup tinggi, memanfaatkan dana Otsus dan terintegrasi dengan rencana aksi percepatan pembangunan Papua.
Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Papua Barat Daya: Upaya Tekan Angka Putus Sekolah
Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Papua Barat Daya menilai Program Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Kabupaten Sorong Selatan sebagai solusi penting mengatasi masalah putus sekolah. Anggota BP3OKP, Otto Ihalauw, menyatakan SSH merupakan strategi tepat dan efektif menjawab tantangan pendidikan di wilayah tersebut, khususnya dalam mengurangi jumlah anak putus sekolah. Hal ini disampaikannya di Sorong, Jumat, 17 November 2023.
Dana Otsus dan Strategi Pendidikan yang Tepat
Program SSH, yang didanai oleh Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua, memberikan lebih dari sekadar makan tiga kali sehari; anak-anak belajar sepanjang hari. Anggaran Otsus yang besar untuk pendidikan mendorong pencarian model pendidikan optimal, dan SSH dinilai sebagai model yang tepat guna meningkatkan kualitas pendidikan di Papua Barat Daya. Inisiatif ini sejalan dengan rencana aksi percepatan pembangunan Papua yang dirancang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Implementasi dan Evaluasi Program SSH
BP3OKP merekomendasikan agar pemerintah daerah di Papua Barat Daya mewajibkan implementasi SSH di seluruh kabupaten dan kota. Program ini telah dimulai Oktober 2023 dan akan dievaluasi secara menyeluruh untuk memantau perkembangan dan efektivitasnya. Evaluasi holistik ini akan memberikan gambaran lengkap mengenai keberhasilan program dalam mengatasi masalah putus sekolah.
Data Anak Putus Sekolah di Sorong Selatan
Penelitian Universitas Papua (Unipa) sebelumnya mengungkapkan jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Sorong Selatan mencapai 6.877 anak. Rinciannya, 2.315 anak tingkat SD, 3.322 anak tingkat SMP, dan 1.240 anak tingkat SMA/SMK. Data ini menjadi landasan penting dalam mendesain dan mengimplementasikan program SSH.
Kesimpulan
Program SSH hadir sebagai jawaban atas permasalahan angka putus sekolah yang signifikan di Papua Barat Daya. Dengan pemanfaatan dana Otsus dan pendekatan yang komprehensif, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif dan signifikan dalam meningkatkan akses serta kualitas pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut. Evaluasi berkala akan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang program ini.