PSU Pasaman: Refleksi Konsistensi Pemilih dan Harapan Perubahan Kepemimpinan
Pakar politik menilai PSU Pasaman menunjukkan konsistensi pemilih dalam mendukung perubahan kepemimpinan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, yang baru saja dilaksanakan pada 19 April 2025, menyita perhatian publik. Pasangan calon Welly Suhery dan Parulian Dalimunte dikabarkan unggul berdasarkan hasil hitung cepat, mengulang tren kemenangan dari Pilkada sebelumnya yang kemudian dianulir. Peristiwa ini memicu analisis mendalam dari berbagai pihak, termasuk pakar politik dari Universitas Andalas (Unand).
Prof. Asrinaldi, pakar politik Unand, melihat PSU Pasaman sebagai cerminan konsistensi pemilih terhadap keinginan perubahan kepemimpinan. Meskipun hasil Pilkada 27 November 2024 yang memenangkan pasangan Welly Suhery dan Anggit Kurniawan Nasution kemudian dibatalkan Mahkamah Konstitusi, tren dukungan terhadap Welly Suhery tetap terlihat kuat. Ini menunjukkan adanya keinginan yang kuat dari masyarakat Pasaman untuk perubahan pemerintahan.
Hasil hitung cepat menunjukkan pasangan Welly Suhery dan Parulian Dalimunte memperoleh suara signifikan. Kemenangan ini, menurut Prof. Asrinaldi, menunjukkan masyarakat Pasaman menginginkan perubahan nyata dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Namun, ia mengingatkan pentingnya komitmen pasangan calon terpilih untuk menunaikan janji-janji politiknya agar tidak mengecewakan masyarakat.
Konsistensi Pemilih Menunjukkan Keinginan Perubahan
Prof. Asrinaldi menekankan bahwa hasil PSU Pasaman memberikan sinyal kuat tentang aspirasi masyarakat. Dua kali pemilihan, dengan hasil yang serupa meskipun dengan pasangan calon wakil bupati yang berbeda, menunjukkan adanya keinginan yang konsisten untuk perubahan. Ini menjadi tantangan sekaligus amanah bagi pemimpin terpilih untuk benar-benar mewujudkan perubahan tersebut.
Menurutnya, kepercayaan masyarakat yang diberikan harus dimaknai dengan serius dan dibalas dengan kinerja yang baik dan transparan. Janji-janji kampanye yang telah disampaikan harus direalisasikan untuk menghindari kekecewaan dan menjaga kepercayaan publik. Keberhasilan PSU ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam proses demokrasi.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unand ini menambahkan bahwa pemerintahan yang baru harus fokus pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Pasaman. Transparansi dan akuntabilitas juga menjadi kunci keberhasilan pemerintahan yang baru ini.
Keberhasilan dalam memimpin Pasaman ke depan bergantung pada komitmen dan integritas pemimpin terpilih dalam menjalankan amanah rakyat.
Klaim Kemenangan dan Harapan untuk Pasaman
Ketua Tim Pemenangan Welly Suhery dan Parulian Dalimunte, Dedi, menyampaikan klaim kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat dari Formulir C1 yang dikumpulkan dari 605 TPS di 12 kecamatan. Pasangan tersebut mengklaim meraih 61.603 suara atau sekitar 43,46 persen suara.
Dedi menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat dan menyatakan kemenangan ini sebagai "kemenangan untuk kebangkitan Pasaman." Pernyataan ini menunjukkan optimisme dan harapan besar terhadap perubahan positif di Kabupaten Pasaman di bawah kepemimpinan Welly Suhery dan Parulian Dalimunte.
Hasil hitung cepat ini tentu masih perlu menunggu hasil resmi dari KPU Kabupaten Pasaman. Namun, klaim kemenangan ini menunjukkan keyakinan tim pemenangan terhadap hasil PSU yang telah dilaksanakan.
Dengan selesainya PSU, diharapkan Kabupaten Pasaman dapat segera memiliki pemimpin definitif dan fokus pada pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakatnya.
Semoga pemerintahan yang baru dapat membawa perubahan positif dan menjawab harapan masyarakat Pasaman untuk masa depan yang lebih baik.