Puan Maharani Tutup Konferensi PUIC ke-19: Serukan Kontribusi Positif Dunia Islam
Ketua DPR RI Puan Maharani menutup Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) dengan menyerukan kontribusi dunia Islam bagi perdamaian dan kesejahteraan global, menekankan kerja sama internasional dan peran parlemen.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, secara resmi menutup Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/5/2025). Penutupan konferensi ini ditandai dengan seruan Puan Maharani akan pentingnya kontribusi positif dunia Islam terhadap perdamaian dan kesejahteraan dunia. Konferensi yang dihadiri oleh 450 delegasi dari 38 negara anggota OKI, termasuk 10 negara observer, ini berlangsung selama empat hari, sejak Senin hingga Kamis (12-15 Mei 2025).
Dalam pidatonya, Puan menekankan bahwa parlemen anggota PUIC tidak boleh pasif menghadapi tantangan global. Situasi global saat ini, menurutnya, dipenuhi ketidakpastian, dengan beberapa negara menerapkan kebijakan unilateral di tengah kebutuhan akan kolaborasi internasional yang lebih kuat. Ia menyoroti penurunan anggaran bantuan kemanusiaan global di tahun 2024, berbanding terbalik dengan peningkatan signifikan belanja militer global. "Ketimpangan ini mencerminkan prioritas global yang belum berpihak pada isu-isu dasar yang dihadapi banyak negara anggota PUIC," tegas Puan.
Puan juga menyoroti isu-isu krusial seperti kesehatan, pendidikan, kemiskinan, dan terutama penyelesaian masalah Palestina yang masih jauh dari kata selesai. Ia mengajak seluruh parlemen anggota PUIC untuk berperan aktif mendorong pemerintah masing-masing agar memprioritaskan kerja sama internasional dan memaksimalkan diplomasi parlemen melalui PUIC untuk memperjuangkan kepentingan umat Muslim. "Kita dapat membangun narasi positif tentang Islam sebagai rahmatan lil alamin," ujarnya.
Peran Parlemen dan Penguatan Kerja Sama Internasional
Puan Maharani menekankan pentingnya peran parlemen dalam mendorong politik luar negeri negara masing-masing untuk memprioritaskan kerja sama internasional. PUIC, menurutnya, menjadi platform yang ideal untuk memperjuangkan kepentingan umat Muslim di dunia. Ia mengajak semua pihak untuk mengesampingkan perbedaan dan mengutamakan ukhuwah islamiyah, saling membantu sesama yang membutuhkan. Konferensi ini mengangkat tema 'Good Governance and Strong Institution as Pillars of Resilience', yang sejalan dengan nilai-nilai Islam untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Puan juga menekankan pentingnya memperkuat pendekatan soft power dunia Islam melalui pendidikan, pemberdayaan kaum muda, dan kepemimpinan perempuan. Diskusi selama konferensi juga menyoroti pentingnya perlindungan perempuan dan anak dalam konflik, nasib minoritas Muslim di berbagai negara, dan meningkatnya Islamofobia. "Kita perlu bekerja sama mengembalikan kemajuan ilmu, pengetahuan, dan teknologi dunia Islam," kata Puan, seraya berharap dunia Islam dapat melahirkan kembali ilmuwan-ilmuwan besar seperti Ibnu Sina dan Al-Khawarizmi.
Indonesia, sebagai tuan rumah, berkomitmen untuk mengawal tindak lanjut Deklarasi Jakarta dan mendukung upaya PUIC dalam memastikan implementasi nyata dari setiap resolusi yang telah disepakati bersama. Puan mengajak seluruh delegasi untuk membawa semangat dan isi deklarasi ini ke ruang sidang parlemen negara masing-masing sebagai komitmen bersama untuk memperkuat solidaritas negara-negara OKI.
Dukungan terhadap Palestina dan Warisan Positif
Puan Maharani juga menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Ia menyebut situasi di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, sebagai krisis moral yang membutuhkan perhatian serius dari dunia internasional. "Indonesia menegaskan kembali dukungan penuh dan tidak pernah tergoyahkan terhadap kemerdekaan dan perdamaian di Palestina," tegasnya.
Sebagai penutup, Puan menekankan bahwa warisan sejati bukan hanya terletak pada bangunan megah, melainkan pada martabat yang dipulihkan bagi anak-anak, perempuan, keluarga, dan mereka yang menderita akibat perang, kemiskinan, dan ketidakadilan. Konferensi Ke-19 PUIC ini juga menandai peringatan 25 tahun PUIC sejak didirikan pada tahun 1999.
Konferensi ini menghasilkan beberapa poin penting, antara lain: Pentingnya tata kelola pemerintahan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel; Pentingnya memperkuat kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan global; Pentingnya peran perempuan dan kaum muda dalam pembangunan; Perlunya melawan Islamofobia dan melindungi hak-hak minoritas Muslim; dan Dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina.