Rekind Dorong Transisi Energi Berkelanjutan Lewat Inovasi Pengolahan Limbah Sawit
PT Rekayasa Industri (Rekind) berkolaborasi dengan BBIA dan ITB dalam kampanye Beyond Zero, menghadirkan inovasi pengolahan limbah sawit menjadi bioetanol untuk mendukung target Net Zero Emission 2060.
PT Rekayasa Industri (Rekind) menunjukkan komitmennya terhadap transisi energi berkelanjutan melalui partisipasi dalam kampanye hijau Beyond Zero bertema 'Mobilitas untuk Netralitas Karbon'. Partisipasi ini diumumkan Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih, di Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2025. Kampanye yang digelar di IIMS, JIExpo Kemayoran, merupakan inisiatif Toyota Indonesia untuk solusi mobilitas ramah lingkungan. Rekind, bersama Balai Besar Industri Agro (BBIA) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), turut serta memperkenalkan inovasi dalam pemanfaatan limbah sawit.
Inovasi utama yang dipamerkan adalah pilot plant pertama di Indonesia yang mampu mengolah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi tiga senyawa bernilai tinggi: glukosa, xylosa, dan lignin. Teknologi fraksionasi yang digunakan memisahkan dan mengelompokkan kandungan kimia ekstrak melalui proses kimiawi, fisika, dan biologi. Keunggulan teknologi ini terletak pada kemampuan memaksimalkan potensi senyawa dalam TKKS yang selama ini terbuang sebagai limbah. Rekind, BBIA, dan ITB berhasil menciptakan inovasi yang belum pernah dilakukan pelaku industri lain di Indonesia.
Keterlibatan Rekind dalam Beyond Zero selaras dengan visi pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan transisi energi nasional. Triyani menegaskan komitmen Rekind tidak hanya dalam pengembangan teknologi inovatif di bidang EPC, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem industri yang lebih ramah lingkungan. Penerapan teknologi ini dalam skala industri akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat pencapaian netralitas karbon.
Inovasi Pengolahan Limbah Sawit Menuju Bioetanol
Rekind, sebagai perusahaan EPC, tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur energi, tetapi juga berperan dalam pengembangan riset dan teknologi hijau. Saat ini, fokus utama pengembangan adalah pemanfaatan glukosa dari TKKS sebagai bahan baku utama produksi bioetanol. Bioetanol sebagai energi hijau berpotensi menggantikan bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon.
Kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) yang tengah memperluas portofolio energi hijau di Indonesia semakin memperkuat upaya ini. Pengembangan teknologi ini tidak hanya mendukung transisi energi nasional, tetapi juga meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit dalam pengelolaan limbah. Inovasi ini diharapkan dapat menginspirasi perusahaan lain untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Teknologi fraksionasi yang digunakan dalam pilot plant ini menawarkan solusi yang efisien dan efektif dalam mengolah limbah sawit. Proses ini mampu memisahkan dan mengekstrak senyawa bernilai tinggi dari TKKS, yang sebelumnya dianggap sebagai limbah. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan sumber daya terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan negatif dari industri kelapa sawit.
Keberhasilan Rekind dalam mengembangkan teknologi ini merupakan bukti nyata komitmen perusahaan terhadap inovasi dan keberlanjutan. Hal ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara sektor industri, akademisi, dan pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mencapai target NZE.
Potensi Bioetanol dan Dampaknya terhadap Industri Kelapa Sawit
Bioetanol yang dihasilkan dari glukosa yang diekstrak dari TKKS memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan bakar fosil. Penggunaan bioetanol dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim. Selain itu, pengembangan teknologi ini juga berdampak positif terhadap industri kelapa sawit.
Selama ini, industri kelapa sawit menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbah TKKS. Teknologi yang dikembangkan Rekind, BBIA, dan ITB menawarkan solusi untuk mengatasi masalah ini sekaligus meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut. Dengan demikian, teknologi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian nasional.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan industri kelapa sawit dapat menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pengolahan limbah TKKS menjadi produk bernilai tinggi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk menciptakan industri yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Rekind berharap inovasi ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk berinvestasi dalam teknologi hijau dan berkontribusi dalam mencapai target NZE. Kolaborasi dan inovasi merupakan kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia.
Kesimpulannya, partisipasi Rekind dalam kampanye Beyond Zero dan pengembangan teknologi pengolahan limbah sawit menjadi bioetanol merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia. Inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon tetapi juga meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit dan menciptakan ekosistem industri yang lebih ramah lingkungan.