Ribuan Warga Badui Ramaikan Upacara Seba di Lebak: Syukur dan Harapan untuk Pembangunan
Upacara Seba tahunan suku Badui di Kabupaten Lebak, Banten, diramaikan ribuan warga yang menyampaikan rasa syukur dan harapan akan perbaikan infrastruktur.
Ribuan warga Badui Dalam dan Badui Luar memadati Gedung Pendopo Pemerintah Kabupaten Lebak pada Jumat malam, 2 Mei 2025, untuk melaksanakan upacara Seba. Upacara ini merupakan tradisi tahunan suku Badui sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya hasil bumi. Acara sakral ini dihadiri oleh Bupati Lebak, Mochamad Hasbi Asyidiki, beserta Muspida setempat. Upacara Seba yang juga dikenal sebagai Seba Gede tahun ini diikuti oleh 1.760 warga Badui, meningkat dari Seba Leutik tahun sebelumnya yang berjumlah 1.000 orang.
Masyarakat Badui Dalam hadir dengan pakaian dan ikat kepala putih, sementara Badui Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru. Ketua Seba Masyarakat Badui, Jamal, menjelaskan bahwa upacara ini merupakan perintah leluhur, sebagai bentuk silaturahmi dengan pemerintah daerah. Mereka membawa hasil bumi sebagai persembahan, antara lain pisang, beras, tepung laksa, ja'at, iris, madu, dan gula aren. Upacara ini telah berlangsung sejak masa Kesultanan Banten, dan diyakini sebagai penangkal malapetaka jika dilaksanakan dengan khidmat.
Selain rasa syukur, upacara Seba tahun ini juga diwarnai dengan harapan dan aspirasi masyarakat Badui. Mereka mendoakan kesehatan dan kesejahteraan para pemimpin di Kabupaten Lebak. Lebih penting lagi, mereka menyampaikan permohonan perbaikan infrastruktur, khususnya jalan menuju wilayah Badui yang saat ini kondisinya rusak. Perbaikan jalan tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Upacara Adat Kaya Makna
Upacara Seba merupakan tradisi yang sarat makna bagi masyarakat Badui. Bukan sekadar ungkapan syukur, Seba juga menjadi simbol penghormatan dan pelestarian budaya leluhur. Dengan pakaian adat yang dikenakan, mereka menunjukkan identitas dan kebanggaan akan warisan budaya mereka. Persembahan hasil bumi juga menunjukkan rasa syukur atas karunia alam yang melimpah.
Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah, menyatakan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung dan melestarikan budaya upacara Seba sebagai ikon Kabupaten Lebak. Kehadiran ribuan warga Badui dalam upacara ini menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan budaya tersebut.
Upacara Seba bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga menjadi momentum penting bagi dialog antara masyarakat Badui dan pemerintah daerah. Melalui upacara ini, aspirasi dan harapan masyarakat Badui dapat tersampaikan langsung kepada pemerintah. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat adat dalam membangun daerah.
Harapan Perbaikan Infrastruktur
Salah satu harapan utama masyarakat Badui dalam upacara Seba tahun ini adalah perbaikan infrastruktur, terutama jalan menuju wilayah Badui. Kondisi jalan yang rusak selama ini menghambat aksesibilitas dan mobilitas warga, serta menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Perbaikan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Badui.
Perbaikan jalan bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga merupakan investasi untuk masa depan masyarakat Badui. Dengan akses yang lebih baik, masyarakat Badui dapat lebih mudah memasarkan hasil pertanian mereka, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Lebak.
Permintaan perbaikan infrastruktur yang disampaikan oleh masyarakat Badui merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Perbaikan infrastruktur akan memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi masyarakat Badui, tetapi juga bagi perekonomian daerah secara keseluruhan. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera menindaklanjuti permintaan tersebut.
Upacara Seba tahun 2025 menjadi bukti nyata akan kekayaan budaya dan kearifan lokal di Kabupaten Lebak. Tradisi ini juga menjadi momentum penting bagi dialog dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat adat dalam membangun daerah yang lebih baik. Semoga harapan masyarakat Badui akan perbaikan infrastruktur dapat segera terwujud.