Saham Fundamental Solid Direkomendasikan di Tengah Tekanan Pasar
Analis menyarankan investor untuk memilih saham dengan fundamental kuat dan valuasi terdiskon seperti TUGU, di tengah tekanan pasar dan volatilitas yang tinggi.
Analis Kharel Devin dari Trimegah Sekuritas memberikan saran kepada investor untuk fokus pada saham-saham dengan fundamental yang solid dan valuasi yang menarik di tengah kondisi pasar yang sedang bergejolak. Hal ini disampaikannya di Jakarta pada Selasa, 8 April. Ia menekankan perlunya strategi investasi yang hati-hati, tidak langsung "all-in", dan memperhatikan "entry point" yang tepat, bahkan mempertimbangkan strategi "average down" untuk meminimalisir risiko.
Sebagai contoh konkret, Kharel menyoroti saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahun 2024 yang telah diaudit, TUGU mencatatkan premi bruto (GWP) sebesar Rp8,5 triliun, meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan kinerja yang positif di tengah kondisi pasar yang menantang.
Lebih lanjut, Kharel menjelaskan bahwa pangsa pasar TUGU dari sisi produksi premi pada tahun 2024 mencapai 5,9 persen, naik 0,4 persen poin dibandingkan tahun 2023. Kenaikan pangsa pasar ini menunjukkan peningkatan daya saing dan posisi TUGU di industri asuransi.
Kinerja Keuangan TUGU dan Potensi Dividen
Kharel juga menganalisis kinerja keuangan TUGU secara lebih detail. Ia menyatakan bahwa peningkatan laba pada tahun 2024 telah meningkatkan nilai ekuitas perusahaan. Hal ini berdampak positif pada book value per share (BVPS) TUGU yang mencapai Rp2.955. Dengan harga saham saat ini, rasio Price-to-Book Value (PBV) TUGU hanya 0,33 kali, menunjukkan valuasi yang relatif rendah.
Potensi dividen juga menjadi poin penting yang disorot Kharel. Ia memperkirakan imbal hasil (yield) dividen TUGU dapat mencapai 9 persen jika perusahaan menerapkan payout ratio sebesar 40 persen. Kombinasi PBV yang rendah dan potensi yield dividen yang tinggi membuat saham TUGU menarik bagi investor yang menerapkan strategi value investing.
Menurut Kharel, "Laba naik, ekuitas naik sehingga book value per share (BVPS) juga naik. BVPS TUGU setara Rp2.955 dengan harga saham saat ini maka PBV-nya hanya 0,33 kali." Ia juga menambahkan bahwa potensi dividen yang besar menjadi katalis positif untuk jangka pendek.
Dampak Sentimen Makro terhadap IHSG
Kharel menjelaskan bahwa koreksi harga saham, termasuk penurunan IHSG, lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor makro ekonomi. Ia mencontohkan sentimen negatif dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat dan besarnya aliran modal asing yang keluar dari pasar Indonesia yang menekan nilai tukar rupiah.
Sebagai informasi tambahan, IHSG pada Selasa pagi dibuka melemah 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28. Indeks LQ45 juga mengalami penurunan yang signifikan, turun 92,61 poin atau 11,25 persen ke posisi 651,90. Penurunan ini mencerminkan dampak sentimen global terhadap pasar saham Indonesia.
Secara keseluruhan, Kharel menekankan pentingnya analisis fundamental yang mendalam dalam memilih saham, terutama di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Saham-saham dengan fundamental yang kuat dan valuasi yang menarik, seperti TUGU, dapat menjadi pilihan yang tepat bagi investor yang menerapkan strategi value investing dan memiliki strategi pengelolaan risiko yang baik.