Sawah Pokok Murah: Inovasi Pertanian Sumbar Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat meluncurkan Gerakan Sawah Pokok Murah (SPM) di Agam untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Gerakan Sawah Pokok Murah (SPM) diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) di Koto Tangah, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam pada Jumat, 25 April. Peluncuran ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani dengan menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen. Program ini digagas oleh Ir. Djoni, pakar pertanian Sumbar, sebagai solusi inovatif untuk mengatasi kendala biaya produksi pertanian. SPM diterapkan dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia, dan mengoptimalkan pengelolaan lahan dan sumber daya yang ada.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, secara resmi meluncurkan program ini. Ia menekankan pentingnya SPM dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat sesuai arahan Presiden. Mahyeldi juga berharap dana desa dapat dioptimalkan untuk mendukung program ini di seluruh nagari di Sumatera Barat.
Bupati Agam, Benny Warlis, menyambut baik peluncuran SPM. Ia menyebut program ini sebagai program unggulan yang berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan di kalangan petani. Keberhasilan SPM terbukti meningkatkan mutu dan hasil panen, sehingga petani dapat meraih keuntungan yang lebih besar.
Meningkatkan Kesejahteraan Petani melalui Inovasi Pertanian
SPM merupakan inovasi yang lahir dari pemikiran Ir. Djoni, mantan Kepala Dinas Pertanian Pemprov Sumbar. Ide ini berfokus pada penghematan biaya produksi dengan cara meminimalisir penggunaan bahan kimia serta mengoptimalkan sumber daya yang ada. Metode ini terbukti efektif menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas hasil panen.
Salah satu kunci keberhasilan SPM adalah meminimalisir pembakaran jerami setelah panen. Jerami dibiarkan melapuk secara alami, dan tanah diolah dengan membuat saluran air dan bedeng-bedeng. Teknik penyemaian benih langsung dilakukan, sehingga proses pengolahan sawah menjadi lebih efisien.
Dengan metode ini, tanaman padi terhindar dari serangan hama karena air tidak menggenangi pangkal tanaman. Hal ini semakin menekan biaya produksi, karena penggunaan pestisida dapat dikurangi secara signifikan. Program benih sebatang juga diterapkan untuk efisiensi proses penanaman.
Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk kelompok tani, lembaga terkait, perangkat desa, hingga pemerintah provinsi dan pusat. Lebih dari seratus peserta dari seluruh nagari di Agam mengikuti peluncuran SPM melalui zoom meeting.
Dukungan Pemerintah dan Peran Dana Desa
Pemprov Sumbar berkomitmen mendukung SPM dengan menambah dan memperbaiki fasilitas di sekitar lokasi pertanian. Gubernur Mahyeldi berharap dana desa, sebesar 20 persen, dapat dimaksimalkan untuk mendukung program SPM di masing-masing nagari. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan swasembada pangan.
Bupati Agam juga menekankan pentingnya penggunaan dana desa untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. SPM terbukti memberikan keuntungan besar bagi petani, dan diharapkan dapat terus berinovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Warga juga optimis program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan.
Program SPM ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan petani, tetapi juga berpotensi mengurangi angka stunting. Keberadaan biota lain yang hidup di sawah juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.
Dengan berbagai dukungan dan inovasi yang dilakukan, Gerakan Sawah Pokok Murah di Sumatera Barat diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
Melalui inovasi dan dukungan pemerintah, SPM diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatera Barat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.