Serangan Hama Kresek Ancam 150 Hektare Sawah Tulungagung
Dinas Pertanian Tulungagung bergerak cepat tanggulangi serangan hama kresek yang telah menyerang lebih dari 150 hektare sawah di 11 desa, dengan bantuan pestisida dan pemetaan sebaran hama.
Serangan hama padi, khususnya hama kresek, tengah mengancam produktivitas pertanian di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Lebih dari 150 hektare lahan sawah di 11 desa terdampak serangan hama ini sepanjang Maret 2025. Dinas Pertanian (Dispertan) Tulungagung bergerak cepat merespon situasi kritis ini dengan melakukan identifikasi, pemetaan, dan penyaluran bantuan pestisida kepada para petani.
Kepala Dispertan Tulungagung, Suyanto, menjelaskan bahwa tim teknis telah diterjunkan ke lapangan untuk memetakan wilayah terdampak dan menentukan strategi penanganan yang tepat. Serangan hama kresek dilaporkan terjadi di hampir semua fase pertumbuhan padi, mulai dari persemaian hingga menjelang panen. "Tim kami bergerak cepat melakukan identifikasi. Ini penting agar kami bisa menekan sebaran hama sedini mungkin," tegas Suyanto dalam keterangannya pada Senin.
Respon cepat ini dinilai krusial untuk mencegah meluasnya kerusakan. Laporan serangan hama kresek diterima dari 26 kelompok tani di wilayah Tulungagung. Kecamatan Sendang dan Boyolangu menjadi wilayah yang paling terdampak serangan hama tersebut.
Penanganan Cepat Tanggulangi Hama Kresek
Sebagai langkah awal, Dispertan Tulungagung telah menyalurkan sekitar 100 kilogram pestisida jenis Sultricob kepada para petani yang terdampak. Pestisida tersebut dialokasikan untuk 150 hektare lahan sesuai hasil pemetaan sebaran hama. "Setelah petani melapor, kami langsung mengirimkan pestisida. Sebaran hama bisa ditekan karena deteksi dini dan respons cepat," tambah Suyanto.
Suyanto menekankan pentingnya deteksi dini dan respons cepat dalam pengendalian hama. Hal ini terbukti efektif dalam menekan penyebaran hama kresek di wilayah Tulungagung. Kerja sama antara Dispertan dan kelompok tani menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan hama ini.
Selain itu, Dispertan juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan siap memberikan bantuan lebih lanjut jika diperlukan. Petani diimbau untuk segera melapor jika menemukan gejala serangan hama pada tanaman padinya.
Ancaman Hama Lainnya di Tulungagung
Selain hama kresek, Dispertan Tulungagung juga mencatat serangan hama lain yang menyerang lahan pertanian. Serangan hama wereng dilaporkan terjadi di 54 hektare sawah, penggerek batang di 30 hektare, tikus di 40 hektare, dan ulat grayak di 12 hektare. Meskipun demikian, hama kresek tetap menjadi ancaman terbesar karena cakupan serangannya yang paling luas.
Data serangan hama ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian hama secara terpadu. Dispertan Tulungagung akan terus berupaya melindungi lahan pertanian dan meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Tulungagung.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dispertan Tulungagung diharapkan dapat mencegah meluasnya serangan hama dan meminimalisir kerugian bagi para petani. Kecepatan respon dan kerjasama yang baik antara Dispertan dan para petani menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi permasalahan ini.
Ke depan, Dispertan Tulungagung berencana untuk meningkatkan sistem pemantauan dan peringatan dini serangan hama. Hal ini untuk memastikan penanganan yang lebih efektif dan efisien dalam melindungi lahan pertanian dari ancaman hama.
Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan produktivitas pertanian di Tulungagung dapat tetap terjaga dan kesejahteraan para petani dapat meningkat.