Sinergi Bali-Australia Jamin Kepatuhan Wisatawan Mancanegara
Pemerintah Provinsi Bali dan Konsulat Jenderal Australia berkolaborasi untuk meningkatkan kepatuhan wisatawan asing, khususnya dari Australia, terhadap aturan dan budaya lokal di Bali.
Pemerintah Provinsi Bali dan Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Bali, baru-baru ini mengumumkan sinergi untuk mendorong kepatuhan wisatawan mancanegara, terutama dari Australia, terhadap aturan dan norma budaya setempat. Kolaborasi ini dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Bali dan pentingnya menjaga harmoni antara pariwisata dan pelestarian budaya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, menyatakan apresiasinya atas dukungan penuh Konsulat Jenderal Australia dalam upaya meningkatkan perilaku wisatawan yang lebih bertanggung jawab. Beliau menekankan pentingnya menghormati budaya, hukum, dan lingkungan Bali bagi semua wisatawan asing. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemprov Bali untuk menjaga keberlanjutan pariwisata yang berkelanjutan.
Langkah ini diambil mengingat Bali menjadi destinasi favorit bagi wisatawan Australia, bahkan dianggap sebagai "rumah kedua" bagi banyak warga Australia. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan kunjungan wisatawan tetap berjalan lancar dan harmonis dengan masyarakat lokal menjadi sangat penting. Pemprov Bali telah menyediakan panduan bagi wisatawan mancanegara yang berisi larangan dan kewajiban (do's and don'ts) selama berada di Pulau Dewata.
Dukungan Konsulat Jenderal Australia
Konsul Jenderal Australia, Jo Stevens, secara langsung menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini. Beliau menilai panduan yang telah disiapkan oleh Pemprov Bali sangat bermanfaat bagi wisatawan asing. Jo Stevens juga mengajak wisatawan Australia untuk mematuhi panduan tersebut demi kenyamanan bersama.
"Ini adalah panduan yang sangat jelas dan bermanfaat bagi pengunjung pulau yang indah ini. Saya mendorong semua warga Australia untuk menghormati budaya unik Bali dan mengikuti do’s and don’ts demi kunjungan yang aman dan menyenangkan," ucap Jo Stevens.
Lebih lanjut, Jo Stevens menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Bali sangat tinggi, diperkirakan mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan tingginya minat wisatawan Australia terhadap Bali. Namun, angka tersebut juga memerlukan upaya untuk memastikan kunjungan tersebut berjalan dengan baik dan tanpa masalah.
Konsulat Jenderal Australia berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemprov Bali dalam mempromosikan perilaku wisatawan yang bertanggung jawab melalui berbagai media, termasuk kampanye media sosial dan pembaruan saran perjalanan di Smartraveller, situs web resmi pemerintah Australia untuk saran perjalanan.
Pentingnya Kepatuhan Wisatawan
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada tahun 2024 mencapai 6,33 juta orang, meningkat 20,1 persen dibandingkan tahun 2023. Australia menjadi negara asal wisatawan terbanyak dengan 1,5 juta kunjungan, diikuti India dan Korea Selatan.
Saran perjalanan dari pemerintah Australia yang dipublikasikan di Smartraveller mencakup informasi dari Pemprov Bali tentang aturan dan larangan bagi wisatawan asing. Penting untuk diingat bahwa perilaku yang tidak menghormati budaya, hukum, dan peraturan setempat dapat berakibat pada hukuman pidana dan atau deportasi.
Kerjasama antara Pemprov Bali dan Konsulat Jenderal Australia ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wisatawan akan pentingnya berperilaku baik dan menghormati budaya lokal. Dengan demikian, pariwisata Bali dapat terus berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen kedua belah pihak untuk menjaga citra positif Bali sebagai destinasi wisata dunia yang aman, nyaman, dan ramah.