STMKG: Peran Krusial dalam Ketahanan Pangan Nasional
Kemendikbudristek menekankan peran penting Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG) dalam menghadapi perubahan iklim dan mendukung ketahanan pangan nasional melalui riset dan inovasi berbasis data iklim.
Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG) mendapat sorotan penting dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) karena perannya yang krusial dalam mengamankan ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamenristekdikbud) Stella Chiristie dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Sabtu lalu (18/1).
Wamenristekdikbud menekankan pentingnya pengembangan inovasi berbasis riset dan data iklim yang konsisten. Menurutnya, pendekatan ini akan membuat lulusan STMKG lebih siap menghadapi tantangan nyata di lapangan. STMKG, sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah naungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memiliki posisi strategis dalam hal ini.
"Kita membutuhkan generasi yang mampu menyelesaikan masalah bangsa dengan pendekatan saintifik dan inovatif. STMKG harus menjadi bagian penting dari ekosistem ini," tegas Wamenristekdikbud.
Perubahan iklim global, yang dampaknya semakin nyata, turut memengaruhi produktivitas pangan nasional. Data Bank Dunia menunjukkan penurunan produktivitas ini telah berlangsung selama 10 tahun terakhir. Oleh karena itu, perguruan tinggi, khususnya STMKG, memiliki peran kunci dalam mengatasi permasalahan ini.
Wamenristekdikbud juga menyoroti pentingnya kemampuan observasi, analisis, dan pemanfaatan data iklim yang efektif bagi para mahasiswa STMKG. Di era teknologi informasi yang maju, kemampuan mengolah data dengan cepat, tepat, dan akurat menjadi keterampilan dasar yang mutlak diperlukan. Data iklim yang diolah secara baik akan menjadi dasar pengambilan keputusan strategis yang berdampak luas. Kegagalan memahami data berpotensi mengabaikan potensi besar yang terkandung di dalamnya.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah mengonfirmasi bahwa tahun 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Hal ini berdasarkan enam kumpulan data internasional independen, yang menunjukkan rata-rata suhu permukaan global 1,55°C di atas garis dasar pra-industri (1850-1900). Data ini menandai kemungkinan tahun kalender pertama di mana suhu global melebihi 1,5°C di atas tingkat pra-industri, sebuah angka simbolis dalam Perjanjian Paris.
Tren suhu yang terus meningkat ini menunjukkan urgensi peran STMKG. Dengan memperkuat riset berbasis isu lokal, nasional, dan global, STMKG diharapkan dapat membantu Indonesia menghadapi tantangan perubahan iklim dan mencapai ketahanan pangan, air, dan energi, sejalan dengan visi Presiden. Kesimpulannya, STMKG memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi tantangan iklim dan mengamankan ketahanan pangan Indonesia.