Strategi Unilever Indonesia Hadapi Pelemahan Rupiah: Lindung Nilai dan Efisiensi Biaya
Unilever Indonesia menerapkan strategi lindung nilai, ekspor, efisiensi biaya, dan penyesuaian harga untuk menghadapi pelemahan rupiah terhadap dolar AS, yang berdampak pada peningkatan marjin kotor.
Jakarta, 24 April 2025 - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan serangkaian strategi untuk menghadapi tantangan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Strategi ini mencakup lindung nilai (hedging), pemanfaatan ekspor sebagai lindung nilai alami (natural hedge), dan kerja sama kontraktual dengan pemasok untuk memastikan kepastian biaya. Selain itu, perusahaan juga menerapkan program efisiensi biaya dan penyesuaian harga pada beberapa produk.
Pelemahan rupiah, yang mencapai Rp16.882 per dolar AS pada Kamis (24/4), berdampak signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, menjelaskan bahwa dampaknya bersifat ganda: eksposur langsung dari impor bahan baku dan eksposur tidak langsung dari fluktuasi harga komoditas dan bahan kemasan. Meskipun dampak langsung relatif kecil, dampak tidak langsung justru lebih besar dan perlu dikelola secara strategis.
"Dampak dari fluktuasi nilai tukar tidak pernah bisa dihilangkan sepenuhnya, dan kuncinya adalah mengelola waktu serta biaya dengan cara yang bijak. Beberapa strategi yang kami terapkan baik itu hedging, kerja sama kontraktual, ekspor, maupun natural hedge merupakan langkah-langkah yang kami jalankan untuk menghadapi tantangan tersebut," ujar Neeraj Lal dalam paparan kinerja keuangan kuartal I-2025.
Strategi Mitigasi Risiko dan Hasilnya
Unilever Indonesia menerapkan beberapa strategi untuk mengurangi dampak negatif pelemahan rupiah. Strategi hedging digunakan untuk mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar. Ekspor produk juga dimanfaatkan sebagai natural hedge, mengurangi ketergantungan pada pasar domestik yang terdampak langsung oleh pelemahan rupiah. Kerja sama kontraktual dengan pemasok memberikan kepastian harga dan ketersediaan bahan baku.
Selain itu, perusahaan juga melakukan efisiensi biaya untuk mengurangi pengeluaran dan menjaga profitabilitas. Penyesuaian harga produk pada tingkat merek dan kategori tertentu juga dilakukan untuk mengimbangi peningkatan biaya produksi. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyatakan bahwa kombinasi strategi efisiensi dan penyesuaian harga ini terbukti efektif.
"Progres penerapan strategi mitigasi sejauh ini tercermin dalam kinerja marjin kotor (gross margin) Perseroan yang mengalami peningkatan menjadi 48,2 persen pada kuartal I-2025, naik dari 44,5 persen pada kuartal sebelumnya, dan 45,5 persen pada kuartal III-2024," tambah Benjie Yap. Kenaikan ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menjaga profitabilitas di tengah gejolak ekonomi global.
Kinerja Keuangan Kuartal I-2025
Unilever Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun pada kuartal I-2025. Meskipun mengalami koreksi 14,6 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih meningkat signifikan sebesar 244,7 persen (quarter to quarter/qtq) dibandingkan kuartal IV-2024. Penjualan bersih mencapai Rp9,5 triliun, dengan penjualan domestik tumbuh 21,6 persen dibandingkan kuartal IV-2024, meskipun masih terkoreksi 6,6 persen secara tahunan.
Peningkatan kinerja keuangan juga terlihat pada marjin laba sebelum pajak, yang meningkat 1.054 basis poin dibandingkan kuartal sebelumnya, mencapai 16,8 persen. Marjin kotor naik menjadi 48,2 persen, sementara belanja iklan dan promosi meningkat menjadi 9,2 persen dari total penjualan bersih. Hal ini menunjukkan komitmen Unilever Indonesia untuk tetap berinvestasi dalam pemasaran dan promosi produknya meskipun menghadapi tantangan ekonomi.
Secara keseluruhan, strategi yang diterapkan Unilever Indonesia dalam menghadapi pelemahan rupiah menunjukkan hasil yang positif. Keberhasilan perusahaan dalam menjaga profitabilitas di tengah gejolak ekonomi global menjadi bukti efektifitas strategi mitigasi risiko yang diterapkan.