Perubahan Iklim: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia?
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menekankan pentingnya integrasi isu perubahan iklim dalam strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia, demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan dan terpenuhinya hak-hak masyarakat.

Jakarta, 11 Maret 2024 (ANTARA) - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, dalam sebuah pernyataan tegas menekankan urgensi perhatian terhadap isu perubahan iklim sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Pernyataan ini disampaikan saat beliau dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, menyusul partisipasinya dalam acara Global Network Week bertajuk 'Peran bisnis dalam membantu memecahkan krisis iklim global'. Beliau menghubungkan isu perubahan iklim dengan hak-hak dasar masyarakat, kondisi alam, dan keberlangsungan hidup manusia.
Budiman Sudjatmiko menjelaskan, "Ada sembilan hak masyarakat yang hadir ketika sebuah negara mempertimbangkan perubahan iklim sebagai dasar pembentukan ekonominya. Perubahan iklim itu bergulat dengan hak masyarakat, dengan kondisi alam, dan ketahanan hidup manusia." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik yang mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan pembangunan ekonomi.
Lebih lanjut, Budiman Sudjatmiko mengidentifikasi tiga isu krusial dalam konteks perubahan iklim: dekarbonisasi, reforestasi, dan ketahanan konsumsi. Dekarbonisasi, menurutnya, menuntut industri untuk bertransformasi menjadi lebih ramah lingkungan. Reforestasi diposisikan sebagai kunci pembangunan ekonomi berkelanjutan yang selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan. Sedangkan ketahanan konsumsi berfokus pada kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar pangan dan sandang.
Dekarbonisasi, Reforestasi, dan Ketahanan Konsumsi: Pilar Ekonomi Hijau Indonesia
Konsep dekarbonisasi yang diusung Budiman Sudjatmiko mendorong industri untuk beradaptasi dengan praktik-praktik yang ramah lingkungan. Hal ini membutuhkan inovasi teknologi dan perubahan pola pikir dalam menjalankan bisnis. Transisi ini tidak hanya akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di sektor energi terbarukan dan teknologi hijau.
Reforestasi, atau penghijauan kembali, juga menjadi fokus utama. Dengan meningkatkan luas hutan dan lahan hijau, Indonesia dapat menyerap lebih banyak karbon dioksida, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan ketahanan ekosistem. Program reforestasi yang terintegrasi dengan pengembangan ekonomi lokal dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Ketahanan konsumsi, aspek krusial lainnya, menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat secara berkelanjutan. Ini mencakup akses terhadap pangan dan sandang yang cukup, aman, dan terjangkau. Dengan memastikan ketahanan konsumsi, Indonesia dapat mengurangi kerentanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan.
Membangun Kesadaran Ekologi dan Ekosistem Teknologi
Budiman Sudjatmiko optimis bahwa dengan membangun kesadaran ekologi yang kuat di tengah masyarakat, Indonesia dapat mendorong pertumbuhan industri yang ramah lingkungan. Beliau juga menyoroti potensi besar Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. "Sehingga kita bisa membuat narasi untuk Indonesia secara keberagaman. Kalau kita sadar, Indonesia menjadi negara yang kekayaan hayatinya nomor satu di dunia bila dihitung dari air dan daratannya. Dengan adanya narasi besar tentang Indonesia, semoga industri kita tidak lagi destruktif. Masih banyak yang bisa kita kembangkan," ujarnya.
Untuk menghadapi tantangan pemanasan global, pengembangan teknologi yang mendukung keberlangsungan hidup manusia menjadi sangat penting. Menurut Budiman Sudjatmiko, pembangunan ekosistem inovasi teknologi merupakan kunci untuk mencapai hal tersebut. Dengan dukungan ekosistem yang kuat, inovasi teknologi dapat berkembang pesat dan memberikan solusi yang efektif terhadap perubahan iklim.
Dengan terselesaikannya tantangan pemanasan global, hak-hak dasar masyarakat akan terpenuhi, dan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Integrasi isu perubahan iklim ke dalam strategi pembangunan ekonomi bukan hanya sebuah pilihan, melainkan keharusan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.