BI Dukung Penuh Pengembangan Ekosistem Keuangan Hijau di Indonesia
Bank Indonesia (BI) menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan ekosistem keuangan hijau dan sistem pembayaran digital inklusif di Indonesia, termasuk pemberdayaan UMKM, dalam forum bisnis di World Expo 2025 Osaka.

Bank Indonesia (BI) menunjukkan komitmen kuatnya terhadap pengembangan ekonomi hijau di Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dalam forum bisnis bertajuk “Sustainable Growth through Connectivity: Unlocking Indonesia’s Green Investment Opportunities” di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang pada tanggal 15 Mei 2024. Destry menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai transformasi ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pernyataan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk menarik investasi asing di sektor hijau.
Destry Damayanti menjelaskan bahwa stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang kuat menjadi kunci keberhasilan transformasi struktural menuju ekonomi hijau. Ia juga menyoroti pentingnya sinergi dalam kerangka kerja sama pembiayaan hijau, ekonomi digital, dan transaksi mata uang lokal, khususnya dalam memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Jepang. Lebih lanjut, BI secara aktif mempromosikan 10 proyek unggulan di Indonesia yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah Indonesia, melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Imam Soejoedi, turut menegaskan komitmen untuk mendorong hilirisasi dan investasi berkualitas. Indonesia mengajak Jepang untuk berpartisipasi dalam transformasi ekonomi hijau, terutama di sektor energi baru terbarukan, pengolahan mineral, dan pembangunan kawasan industri hijau. Komitmen ini diperkuat dengan penandatanganan Letter of Intent oleh beberapa investor Jepang untuk berbagai proyek berkelanjutan di Indonesia.
Investasi Hijau di Indonesia: Proyek-Proyek Unggulan
Beberapa proyek investasi hijau yang mendapatkan perhatian khusus antara lain Proyek Pengembangan Bogor Tramway oleh Kishu Tetsudo Co Ltd, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung oleh TEPCO Renewable Power Inc, Morimitsu Industry Co Ltd, dan ExBROAD Co Ltd. Selain itu, ada juga Proyek Budidaya Bandeng Terintegrasi oleh Make Moment Production, serta Proyek Pengelolaan Limbah dan Proyek Bahan Bakar RDF oleh Takashima Eisei Co Ltd. Proyek-proyek ini menunjukkan komitmen nyata dalam mengembangkan infrastruktur dan teknologi ramah lingkungan di Indonesia.
Forum bisnis tersebut juga mencakup diskusi panel bertajuk “Driving Sustainable Investments: Opportunities and Challenges in Indonesia”. Diskusi ini membahas kebijakan investasi hijau, implementasi transaksi mata uang lokal oleh BI, dan peluang strategis pasar Indonesia. Sesi business matching yang diadakan setelah forum bisnis menghasilkan pertemuan antara 35 calon investor dengan 10 pemilik proyek, menandakan potensi besar investasi asing di sektor hijau Indonesia.
Direktur Paviliun Indonesia, Rosy Wediawaty, menyatakan bahwa Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka berperan sebagai jembatan diplomasi investasi, memfasilitasi dialog lintas negara dan menjalin kemitraan berkelanjutan. Paviliun ini tidak hanya menampilkan potensi nasional, tetapi juga menjadi wadah nyata bagi Indonesia untuk berkolaborasi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau dan inklusif, khususnya dengan Jepang.
Kesimpulannya, dukungan BI terhadap pengembangan ekosistem keuangan hijau merupakan langkah signifikan dalam upaya Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga keuangan internasional akan menjadi kunci keberhasilan dalam menarik investasi dan mewujudkan transformasi ekonomi hijau yang inklusif di Indonesia. Komitmen ini diperkuat dengan berbagai proyek investasi hijau yang telah dan akan dijalankan, menunjukkan optimisme terhadap masa depan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.