Sukses Rehabilitasi Hutan Paliyan, Menhut Minta Replikasi di Seluruh Indonesia
Menteri Kehutanan mendorong replikasi model rehabilitasi Suaka Margasatwa Paliyan yang melibatkan masyarakat dan berhasil memulihkan keanekaragaman hayati.
Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, mengapresiasi keberhasilan rehabilitasi Suaka Margasatwa Paliyan di Yogyakarta dan meminta model tersebut direplikasi di seluruh Indonesia. Suaka Margasatwa Paliyan, yang mengalami kerusakan parah akibat penebangan ilegal pasca-reformasi 1998, kini menunjukkan pemulihan signifikan berkat kolaborasi berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat. Keberhasilan ini menjadi bukti pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian hutan.
Dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada Selasa (6/5), Menhut Raja Juli Antoni secara khusus menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses rehabilitasi. Ia menyatakan, "Menurut saya pola kerja sama yang harus diapresiasi, tapi saat bersamaan juga harus direplikasi, keberhasilannya sudah terlihat. Harus ada satu riset yang mendokumentasikan dengan baik apa yang terjadi, termasuk partisipasi masyarakat yang luar biasa."
Rehabilitasi Suaka Margasatwa Paliyan dilakukan melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRHL), kemudian dilanjutkan oleh PT Mitsui Sumitomo Insurance Group dan UGM dengan penanaman Multipurpose Tree Species (MPTS) dan tanaman asli karst. Keberhasilan ini tidak hanya ditandai oleh pertumbuhan kembali vegetasi, tetapi juga pemulihan keanekaragaman hayati yang signifikan.
Replikasi Model Rehabilitasi Paliyan: Kunci Sukses Pelestarian Hutan
Menhut Raja Juli Antoni menegaskan bahwa keberhasilan rehabilitasi Suaka Margasatwa Paliyan tidak terlepas dari peran aktif masyarakat. Beliau menekankan bahwa pendanaan dan pengawasan saja tidak cukup tanpa keterlibatan langsung masyarakat. "Karena bagaimanapun, sekuat apapun pendanaan, penjagaan, kalau masyarakatnya tidak dilibatkan, masyarakat tidak menjadi bagian dari proses itu, apalagi dianaktirikan dari proses itu, pasti kejadian di tempat-tempat lain yang hutannya tidak lestari," tegas Menhut.
Lebih lanjut, Menhut juga mendorong dilakukannya riset mendalam untuk mendokumentasikan seluruh proses dan faktor keberhasilan rehabilitasi ini. Hal ini penting agar model tersebut dapat direplikasi secara efektif di wilayah lain. Kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, menjadi kunci utama keberhasilan upaya pelestarian hutan.
Menhut berharap agar manfaat langsung dari pelestarian hutan dapat dirasakan oleh masyarakat. "Ini kan harus direkam menjadi memori kolektif masyarakat supaya mendapatkan manfaat langsung dari hutan yang dijaga secara bersama-sama," tambahnya. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki rasa memiliki dan kepedulian yang lebih tinggi terhadap kelestarian hutan.
Keanekaragaman Hayati Pulih di Suaka Margasatwa Paliyan
Hasil restorasi di Suaka Margasatwa Paliyan sangat menggembirakan. Kawasan seluas 434,60 hektare yang merupakan bagian dari ekosistem karst Gunung Sewu ini kini menunjukkan peningkatan keanekaragaman hayati yang signifikan. Tercatat, terdapat 5 jenis mamalia, 13 jenis herpetofauna, 19 jenis capung, 65 jenis kupu-kupu, dan 41 jenis burung, dengan 5 di antaranya merupakan satwa yang dilindungi.
Suaka Margasatwa Paliyan telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak 29 Juni 2000. Pemulihan ekosistem di kawasan ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dan partisipasi masyarakat dapat berkontribusi besar dalam upaya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menerapkan model serupa dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan upaya pelestarian hutan akan lebih efektif dan berkelanjutan.
Model rehabilitasi Suaka Margasatwa Paliyan menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi yang baik dan partisipasi aktif masyarakat, upaya pelestarian hutan dapat berhasil dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Replikasi model ini di seluruh Indonesia sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati di negara kita.