Surabaya Tingkatkan Aksesibilitas Museum dengan Huruf Braille di Tugu Pahlawan
Pemkot Surabaya memasang narasi huruf Braille di Museum 10 Nopember dan Tugu Pahlawan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas tunanetra, sebagai bentuk komitmen terhadap inklusivitas.
Surabaya, 18 Februari 2024 - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas dengan memasang narasi huruf Braille di Museum 10 Nopember dan Tugu Pahlawan. Langkah ini bertujuan untuk memberikan akses informasi yang lebih mudah bagi pengunjung penyandang disabilitas tunanetra.
Aksesibilitas yang Lebih Baik untuk Semua
Kepala UPTD Museum dan Gedung Seni Balai Budaya Kota Surabaya, Saidatul Ma’munah, menjelaskan bahwa pemasangan huruf Braille merupakan bagian dari upaya Pemkot Surabaya untuk menciptakan kesetaraan dan keberagaman. Pemasangan ini juga sejalan dengan standar aksesibilitas museum modern. "Penambahan fasilitas ini diharapkan menjadikan Museum 10 Nopember dan Tugu Pahlawan sebagai destinasi wisata yang ramah bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas," ujar Saidah.
Proses pemasangan melibatkan akademisi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk memastikan keakuratan dan kualitas huruf Braille. Pemasangan dilakukan secara bertahap, dimulai dari koleksi tertentu di kedua lokasi tersebut. Tidak hanya pada koleksi utama, huruf Braille juga dipasang pada fasilitas umum seperti petunjuk arah pintu dan toilet.
Tahapan dan Rencana Ke Depan
Saidah menambahkan bahwa pemasangan narasi huruf Braille akan berlanjut ke koleksi museum lainnya. Koleksi di dalam vitrin atau benda bersejarah yang tersimpan di kotak kaca juga akan mendapat perlakuan serupa secara bertahap. Pengunjung disabilitas akan didampingi oleh pemandu museum yang akan menjelaskan koleksi dan narasi huruf Braille-nya.
Pemkot Surabaya tidak berhenti sampai di situ. Mereka berencana menambahkan fasilitas audio guide di Museum 10 Nopember, terutama untuk koleksi unggulan seperti suara pidato Bung Tomo. "Aksesibilitas museum akan terus ditingkatkan," tegas Saidah. Rencana lain termasuk pembuatan replika koleksi tertentu, seperti replika Tugu Pahlawan, yang juga akan dilengkapi narasi huruf Braille.
Lebih dari Sekadar Huruf Braille
Inisiatif ini bukan hanya sekadar penambahan huruf Braille. Ini merupakan langkah nyata Pemkot Surabaya dalam mewujudkan visi kota yang inklusif dan ramah bagi semua warga. Dengan menyediakan akses informasi yang setara, Pemkot Surabaya menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan penyandang disabilitas dan mendorong partisipasi mereka dalam kehidupan sosial dan budaya.
Ke depannya, diharapkan lebih banyak museum dan fasilitas publik di Surabaya akan mengikuti jejak ini, menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan mudah diakses oleh semua orang, tanpa memandang perbedaan kemampuan.
Langkah Pemkot Surabaya ini patut diapresiasi sebagai contoh nyata bagaimana sebuah pemerintahan dapat berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan setara bagi seluruh warganya. Semoga inisiatif ini menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.
Kesimpulan
Pemasangan huruf Braille di Museum 10 Nopember dan Tugu Pahlawan merupakan langkah penting dalam meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas tunanetra di Surabaya. Komitmen Pemkot Surabaya dalam hal ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.