Tahukah Anda? Sekolah Rakyat di Lebak Siap Beroperasi 30 Juli 2025, Targetkan Anak Miskin Ekstrem
Program Sekolah Rakyat di Lebak, Banten, akan mulai beroperasi pada 30 Juli 2025. Inisiatif ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, menawarkan pendidikan gratis berasrama.
Kabar gembira bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Lebak, Banten. Program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto kini semakin dekat dengan realisasi, dengan target operasional pada 30 Juli 2025. Inisiatif ini merupakan bagian dari tahap 1B program nasional yang mencakup 37 Sekolah Rakyat lainnya di seluruh Indonesia.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Lebak, Lela Gifty Cleria, mengungkapkan optimisme terhadap kelancaran pelaksanaan program ini. "Kami berharap pelaksanaan Sekolah Rakyat itu berjalan lancar sesuai jadwal," ujarnya di Lebak, Senin (28/7), menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program strategis ini.
Program pendidikan gratis berasrama ini secara khusus menargetkan anak-anak dari kalangan keluarga miskin ekstrem dan rentan miskin. Tujuannya mulia, yakni untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui akses pendidikan berkualitas yang memadai, sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan lebih baik.
Lokasi dan Fasilitas Sekolah Rakyat di Lebak
Di Kabupaten Lebak, program Sekolah Rakyat akan beroperasi di dua lokasi strategis. Lokasi pertama adalah Gedung Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Rangkasbitung milik Kemendikdasmen, yang akan menjadi tempat bagi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) dengan kapasitas 100 siswa.
Sementara itu, lokasi kedua berada di Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah Kabupaten Lebak. Di sini, akan beroperasi Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) dengan 50 siswa dan Sekolah Rakyat Dasar (SRD) juga dengan 50 siswa. Kedua lokasi ini sedang dalam tahap renovasi intensif oleh Kementerian PUPR.
Pihak terkait menargetkan renovasi kedua lokasi Sekolah Rakyat tersebut rampung pada Selasa (29/7). Menurut Lela Gifty Cleria, fasilitas yang disediakan sangat memadai, mencakup ruangan kelas, asrama, ruang makan, ruang kepala sekolah, wali asuh, wali asrama, dapur, serta sarana olahraga yang lengkap, mendukung model pendidikan berasrama sesuai arahan Kementerian Sosial.
Kurikulum dan Tujuan Mulia Program
Peserta didik Sekolah Rakyat akan diseleksi dari kalangan keluarga miskin ekstrem dan rentan miskin berdasarkan desil 1 dan 2 data kesejahteraan. Program ini dirancang sebagai pelayanan pendidikan gratis sepenuhnya bagi anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi, memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa terkendala biaya.
Kurikulum yang diterapkan di Sekolah Rakyat adalah kurikulum nasional yang komprehensif. Ini mencakup pendidikan akademik, pengembangan karakter, kepemimpinan, kecakapan hidup, kesehatan, ekstrakurikuler, gizi, serta penanaman nilai-nilai nasionalisme. Pendekatan holistik ini bertujuan membentuk individu yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Proses pembelajaran akan diatur secara efisien, dengan 100 peserta didik SMA dibagi menjadi empat rombongan belajar (rombel), masing-masing berisi 25 orang. Untuk jenjang SD dan SMP, masing-masing 50 peserta didik akan dibagi menjadi dua rombel. Saat ini, 15 tenaga pengajar telah disiapkan khusus untuk jenjang SMA, memastikan kualitas pengajaran yang optimal.
Dengan fasilitas yang memadai dan lingkungan yang kondusif, diharapkan anak-anak dapat berkonsentrasi penuh dalam belajar. "Kami meyakini dua lokasi Sekolah Rakyat itu anak-anak bisa konsentrasi belajar dengan baik dan aman serta ramah lingkungan," tutup Lela, menegaskan visi program untuk menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan mendukung.