Target Perdagangan RI-Turki Tembus 10 Miliar Dolar AS di 2025
Indonesia dan Turki bertekad meningkatkan kerja sama ekonomi dengan menargetkan nilai perdagangan mencapai 10 miliar dolar AS pada tahun 2025, meningkat signifikan dari 2,4 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Indonesia dan Turki sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi mereka secara signifikan. Kedua negara menargetkan nilai perdagangan bilateral mencapai 10 miliar dolar AS pada tahun 2025, sebuah lompatan besar dari realisasi sekitar 2,4 miliar dolar AS pada tahun 2024. Hal ini diungkapkan dalam Turkiye Indonesia CEO Roundtable Meeting yang diselenggarakan di Jakarta pada Jumat lalu, dihadiri oleh Menko Airlangga Hartarto dan para pemimpin bisnis dari kedua negara.
Percepatan implementasi limited preferential trade agreement (LPTPA) menjadi kunci utama dalam mencapai target tersebut. LPTPA akan memfokuskan pembebasan tarif dan hambatan non-tarif pada produk-produk utama kedua negara, dengan proses negosiasi yang lebih efisien. Menko Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kerja sama ekonomi yang kuat di tengah ketidakpastian global dan tren proteksionisme yang meningkat.
Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 50 pemimpin bisnis dari berbagai sektor, termasuk pertahanan, teknologi, konstruksi, infrastruktur, energi, kesehatan, farmasi, manufaktur, pendidikan vokasi, dan pengembangan SDM. Kemitraan strategis ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara dan menciptakan peluang bisnis yang lebih luas.
Kerja Sama RI-Turki: Menuju Kemitraan Ekonomi yang Lebih Kuat
Tahun 2025 menandai 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Turki. Momentum ini mendorong kedua negara untuk memperkuat kerja sama, terutama di bidang ekonomi. Deputi Menteri Perdagangan Turki, Ozgur Volkan Agar, menyatakan bahwa Turki memandang Indonesia sebagai mitra utama dan pusat perdagangan di kawasan ASEAN. Hal ini sejalan dengan komitmen Turki untuk memperluas kerja sama ekonomi di kawasan tersebut.
Turki, yang telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Malaysia dan Vietnam, mendorong percepatan penyelesaian LPTPA dengan Indonesia. Sementara itu, Indonesia melihat Turki sebagai pintu gerbang ke pasar Uni Eropa dan sebagai pendukung percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki, Ibrahim Yukmali, menyoroti potensi besar produk pertanian kedua negara. Indonesia dapat mengekspor produk pertanian dan kehutanan ke Turki, sementara Turki dapat memasok bahan baku untuk industri makanan dan minuman serta sektor kerajinan di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan saling menguntungkan dan meningkatkan daya saing kedua negara.
Potensi Pertanian dan Proteksionisme Perdagangan
Kedua negara menyadari potensi besar sektor pertanian dalam meningkatkan nilai perdagangan. Produk pertanian Turki dapat menjadi bahan baku bagi industri makanan dan minuman serta sektor industri kerajinan di Indonesia, dan sebaliknya. Hal ini akan menciptakan sinergi yang menguntungkan bagi kedua negara.
Namun, tantangan berupa proteksionisme perdagangan global juga menjadi perhatian. Baik Indonesia maupun Turki sepakat bahwa proteksionisme akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Oleh karena itu, kerja sama ekonomi yang kuat dan saling menguntungkan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan tersebut.
Presiden Prabowo Subianto turut melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan selama kunjungan kenegaraan. Beliau juga menjadi pembicara pada Leader's Talk dalam Antalya Diplomacy Forum di Ankara dan Antalya, semakin memperkuat komitmen Indonesia dalam meningkatkan hubungan bilateral dengan Turki.
Secara keseluruhan, kerja sama ekonomi Indonesia-Turki menunjukkan potensi yang sangat besar. Dengan komitmen yang kuat dari kedua negara dan implementasi LPTPA, target perdagangan 10 miliar dolar AS pada tahun 2025 bukanlah hal yang mustahil. Kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi kedua negara, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun.