Volatilitas IHSG: Sentimen Global Jadi Biang Keladi Penurunan Tajam
Direktur Utama BEI mengungkapkan bahwa volatilitas IHSG yang signifikan disebabkan oleh sentimen global, terutama kebijakan tarif AS dan sikap wait and see investor.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menjelaskan bahwa penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3) lebih disebabkan oleh sentimen global, bukan semata-mata faktor domestik. Penurunan IHSG yang mencapai lebih dari 5 persen, memaksa BEI melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11:19:31 WIB. Pada penutupan sesi I, IHSG tercatat melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08.
Menurut Iman, kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap negara mitra dagangnya telah berdampak negatif pada berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini membuat investor cenderung mengambil sikap wait and see. "Kita lihat penurunan indeks sejak minggu lalu, wajar beberapa isu global terjadi, beberapa hal yang terjadi saat ini mereka (investor) wait and see. Kebijakan Donald Trump berdampak cukup signifikan," ujar Iman di Gedung BEI, Jakarta.
Iman menambahkan bahwa penurunan IHSG merupakan akumulasi berbagai sentimen global, bukan hanya faktor domestik. Meskipun fundamental perusahaan Indonesia dinilai baik dan laporan keuangan tahun 2023 lebih baik dari 2024, sentimen negatif global tetap berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG. "Penurunan IHSG akumulasi dari berbagai hal, tidak hanya bicara domestik, bicara fundamental perusahaan bagus, laporan keuangan tahun 2023 lebih baik dari 2024," jelasnya.
Dampak Sentimen Global terhadap IHSG
Penjelasan Iman Rachman menekankan peran besar sentimen global dalam volatilitas IHSG. Kebijakan ekonomi internasional, khususnya dari AS, memiliki pengaruh yang kuat terhadap pasar saham Indonesia. Sikap wait and see investor mencerminkan ketidakpastian pasar yang dipengaruhi oleh faktor eksternal tersebut.
Penurunan IHSG yang signifikan ini juga menunjukkan betapa terintegrasinya pasar modal Indonesia dengan pasar global. Pergerakan ekonomi global, baik positif maupun negatif, akan selalu berdampak pada kinerja IHSG. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memperhatikan perkembangan ekonomi global dan mengelola risiko investasi dengan bijak.
Kunjungan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ke BEI pada hari yang sama menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap perkembangan pasar modal Indonesia. Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad beserta rombongan bertemu dengan Iman Rachman dan jajaran direksi BEI untuk membahas situasi terkini pasar saham.
Langkah Antisipasi BEI
Pembekuan sementara perdagangan (trading halt) yang dilakukan BEI merupakan langkah antisipatif untuk mencegah penurunan IHSG yang lebih drastis. Langkah ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi investor untuk mencermati situasi dan mengambil keputusan investasi yang tepat.
Meskipun IHSG mengalami penurunan signifikan, BEI tetap optimis terhadap prospek pasar modal Indonesia jangka panjang. Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dan kinerja perusahaan yang baik diharapkan dapat mendorong pemulihan IHSG di masa mendatang. Namun, BEI juga menekankan pentingnya antisipasi terhadap sentimen global yang masih fluktuatif.
Kehadiran Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif OJK Inarno Djajadi dalam pertemuan tersebut menunjukkan koordinasi yang baik antara BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengawasi dan menjaga stabilitas pasar modal Indonesia.
Kesimpulan
Volatilitas IHSG yang terjadi pada Selasa (18/3) menunjukkan betapa pasar modal Indonesia rentan terhadap sentimen global. Kebijakan ekonomi internasional dan sikap wait and see investor menjadi faktor utama penurunan IHSG. BEI telah mengambil langkah antisipatif dengan melakukan trading halt, sementara pemerintah terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan BEI dan OJK untuk menjaga stabilitas pasar.